Pelajaran Sekolah Sabat 26 April 2025

TEMA SEMESTER: PEKERJAAN ALLAH MELALUI HAKIM-HAKIM

Pelajaran 17, Sabat 26 April 2025

Bacalah Laporan Misionaris dari CURAÇAO  

SIMSON MENJADI HAKIM BAGI ISRAEL SELAMA 20 TAHUN

Secara fisik, Simson adalah orang terkuat di bumi ini; tetapi dalam hal pengendalian diri, integritas, dan keteguhan, ia adalah salah satu orang yang terlemah. Banyak orang salah mengira bahwa nafsu yang kuat adalah tabiat yang kuat, tetapi kenyataannya adalah bahwa orang yang dikuasai oleh nafsunya adalah orang yang lemah. Kebesaran sejati seseorang justru diukur dari kekuatan perasaan yang ia dapat kendalikan, bukan sebaliknya, dari perasaan yang mengendalikannya.” —Conflict and Courage, hlm. 132.

MINGGU

1. Berita pahit apakah yang diterima Simson dari ayah mertuanya ketika ia pergi mengunjungi istrinya?

Hakim-Hakim 15:1-2 Beberapa waktu kemudian, dalam musim menuai gandum, pergilah Simson mengunjungi isterinya, dengan membawa seekor anak kambing, serta berkata: “Aku mau ke kamar mendapatkan isteriku.” Tetapi ayah perempuan itu tidak membiarkan dia masuk. 2Kata ayah perempuan itu: “Aku telah menyangka, bahwa engkau benci sama sekali kepadanya, sebab itu aku memberikannya kepada kawanmu. Bukankah adiknya lebih cantik dari padanya? Baiklah kauambil itu bagimu sebagai gantinya.

SENIN

2. Bagaimana dia membalas dendam kepada orang Filistin ketika dia mengetahui bahwa ayah mertuanya telah memberikan istrinya kepada orang lain?

Hakim-Hakim 15:3-5 Lalu kata Simson kepadanya: “Sekali ini aku tidak bersalah terhadap orang Filistin, apabila aku mendatangkan celaka kepada mereka.” 4Maka pergilah Simson, ditangkapnya tiga ratus anjing hutan, diambilnya obor, diikatnya ekor dengan ekor dan ditaruhnya sebuah obor di antara tiap-tiap dua ekor. 5Kemudian dinyalakannyalah obor itu dan dilepaskannya anjing-anjing hutan itu ke gandum yang belum dituai kepunyaan orang Filistin, sehingga terbakarlah tumpukan-tumpukan gandum dan gandum yang belum dituai dan kebun-kebun pohon zaitun.

SELASA

BALASAN TERHADAP ORANG FILISTIN

3. Pengkhianatan apakah yang dilakukan orang Filistin terhadap istri dan ayah mertua Simson? Bagaimana reaksi Simson terhadap apa yang mereka lakukan?

Hakim-Hakim 15:6-8 Berkatalah orang Filistin: “Siapakah yang melakukan ini?” Orang menjawab: “Simson, menantu orang Timna itu, sebab orang itu telah mengambil isteri Simson dan memberikannya kepada kawannya.” Kemudian pergilah orang Filistin ke sana dan membakar perempuan itu beserta ayahnya. 7Lalu berkatalah Simson kepada mereka: “Jika kamu berbuat demikian, sesungguhnya aku takkan berhenti sebelum aku membalaskannya kepada kamu.” 8Dan dengan pukulan yang hebat ia meremukkan tulang-tulang mereka (melakukan pembantaian besar-besaran). Lalu pergilah ia dan tinggal dalam gua di bukit batu Etam.

“Istrinya, yang demi mendapatkannya Simson telah melanggar perintah Allah, terbukti berkhianat kepada suaminya sebelum pesta pernikahan berakhir. Marah karena pengkhianatannya, Simson meninggalkannya untuk sementara waktu, dan pergi sendiri ke rumahnya di Zora.

Ketika, setelah mengalah, ia kembali untuk menjemput istrinya, ia mendapati istrinya telah menjadi istri orang lain. Dendamnya, dengan menghancurkan semua ladang dan kebun anggur orang Filistin, mendorong mereka untuk membunuhnya, meskipun ancaman mereka lah yang sebenarnya telah mendorongnya untuk melakukan tipu daya yang menyebabkan masalah itu. Simson telah membuktikan kekuatannya yang luar biasa dengan membunuh seekor singa muda sendirian, dan dengan membunuh tiga puluh orang dari Askelon. Sekarang, karena marah atas pembunuhan istrinya yang biadab, ia menyerang orang Filistin dan memukul mereka ‘dengan pembantaian besar-besaran.’ Kemudian, karena ingin melarikan diri dengan aman dari musuh-musuhnya, ia mundur ke ‘bukit batu Etam,’ di suku Yehuda.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 563, 564.

RABU

4. Apakah langkah orang Filistin selanjutnya? Dimanakah mereka berkemah dalam upaya menangkap Simson?

Hakim-Hakim 15:9, 10 Lalu majulah orang Filistin dan berkemah di daerah Yehuda serta memencar ke Lehi. 10Berkatalah orang-orang Yehuda: “Mengapa kamu maju menyerang kami?” Lalu jawab mereka: “Kami maju untuk mengikat Simson dan memperlakukan dia seperti dia memperlakukan kami.

KAMIS

CAMPUR TANGAN ORANG-ORANG YEHUDA

5. Apakah yang dilakukan orang-orang Yehuda agar mereka tidak menjadi sasaran kemarahan orang Filistin atas serangan Simson?

Hakim-Hakim 15:11-13 Kemudian turunlah tiga ribu orang dari suku Yehuda ke gua di gunung batu Etam dan berkata kepada Simson: “Tidakkah kauketahui, bahwa orang Filistin berkuasa atas kita? Apakah juga yang telah kauperbuat terhadap kami?” Tetapi jawabnya kepada mereka: “Seperti mereka memperlakukan aku, demikianlah aku memperlakukan mereka.” 12Kata mereka kepadanya: “Kami datang ke sini untuk mengikat dan menyerahkan engkau ke dalam tangan orang Filistin.” Tetapi jawab Simson kepada mereka: “Bersumpahlah kepadaku, bahwa kamu sendiri tidak akan menyerang aku.” 13Lalu kata mereka kepadanya: “Tidak, kami hanya mau mengikat engkau dan menyerahkan engkau ke dalam tangan mereka, tetapi membunuh engkau kami tidak mau.” Maka mereka mengikat dia dengan dua tali baru dan membawa dia dari bukit batu itu.

“Ribuan orang Israel menyaksikan Simson mengalahkan orang Filistin, namun tidak ada suara yang bergemuruh dalam kemenangan, sampai sang pahlawan, yang gembira atas keberhasilannya yang luar biasa, merayakan kemenangannya sendiri. Namun, ia memuji dirinya sendiri, gantinya menaikkan kemuliaan itu kepada Allah. Begitu ia berhenti, ia teringat akan kelemahannya karena rasa haus yang amat kuat dan menyakitkan. Ia telah kelelahan karena kerja kerasnya yang luar biasa, dan tidak ada cara untuk memenuhi kebutuhannya. Ia mulai merasakan ketergantungannya sepenuhnya kepada Allah, dan yakin bahwa ia tidak menang karena kekuatannya sendiri, tetapi dalam kekuatan kuasa Yang Mahakuasa.

“Kemudian ia memuji Allah atas pembebasannya, dan memanjatkan doa yang sungguh-sungguh agar terbebas dari penderitaannya saat itu. Allah mendengarkan permohonannya dan membuka baginya sebuah mata air. Sebagai tanda terima kasihnya, Simson menamai tempat itu En-hakkore, atau ‘Mata air Penyeru (orang yang berseru-seru).’ Hakim-Hakim 15:19).” —Signs of the Times, 6 Oktober, 1881.

JUMAT

6. Ketika orang Filistin sudah bersorak-sorai tentang kemenangan mereka, kuasa apakah yang diberikan Allah kepada Simson? Apakah yang terjadi dengan tali yang mengikatnya?

Hakim-Hakim 15:14-17 Setelah ia sampai ke Lehi dan orang-orang Filistin mendatangi dia dengan bersorak-sorak, maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia dan tali-tali pada tangannya menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya. 15Kemudian ia menemui sebuah tulang rahang keledai yang masih baru, diulurkannya tangannya, dipungutnya dan dipukulnya mati seribu orang dengan tulang itu. 16Berkatalah Simson: “Dengan rahang keledai bangsa keledai itu kuhajar, dengan rahang keledai seribu orang kupukul.” 17Setelah berkata demikian, dilemparnya tulang rahang itu dari tangannya. Kemudian dinamailah tempat itu Ramat Lehi.

“Tetapi sementara teriakan mereka sedang menggema di bukit-bukit, ‘maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia (dengan dahsyat).’ Ia memutuskan tali-tali baru yang kuat itu seolah-olah tali-tali itu menjadi seperti batang rami yang telah habis dibakar dalam api. Kemudian, dengan mengambil senjata pertama yang ada di tangannya, yang, meskipun hanya tulang rahang keledai, dapat menjadi lebih efektif daripada pedang ataupun tombak, ia memukul orang-orang Filistin sampai mereka berlarian ketakutan, meninggalkan seribu orang yang tewas di medan perang itu.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 564.

SABAT

KASIH KARUNIA ILAHI UNTUK SIMSON

7. Setelah penghinaan besar terhadap orang Filistin, mukjizat apakah yang dilakukan Allah untuk menghilangkan dahaga Simson? Berapa lama kepemimpinannya memberkati Israel?

Hakim-Hakim 15:18-20 Ketika ia sangat haus, berserulah ia kepada TUHAN: “Oleh tangan hamba-Mu ini telah Kauberikan kemenangan yang besar itu, masakan sekarang aku akan mati kehausan dan jatuh ke dalam tangan orang-orang yang tidak bersunat itu!” 19Kemudian Allah membelah liang batu yang di Lehi itu, dan keluarlah air dari situ. Ia minum, lalu menjadi kuat dan segar kembali. Sebab itu dinamailah mata air itu Mata Air Penyeru, yang sampai sekarang masih ada di Lehi. 20Ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dalam zaman orang Filistin, dua puluh tahun lamanya.

“Jika saja orang Israel siap untuk bersatu dengan Simson dan menindaklanjuti kemenangan itu, mereka mungkin saat itu telah membebaskan diri dari kekuasaan para penindas mereka. Namun, mereka telah menjadi putus asa dan pengecut. Mereka telah mengabaikan pekerjaan yang diperintahkan Allah untuk mereka lakukan, dalam mengusir orang-orang kafir, dan telah bersatu dengan mereka dalam praktik-praktik mereka yang merendahkan martabat, menoleransi kekejaman mereka, dan, selama itu tidak ditujukan kepada diri mereka sendiri, bahkan membenarkan ketidakadilan mereka. Ketika mereka sendiri dibawa ke bawah kekuasaan para penindas, mereka dengan patuh tunduk pada kehinaan yang sebenarnya dapat mereka hindari, jika saja mereka menaati Allah. Bahkan ketika Allah membangkitkan seorang penyelamat bagi mereka, mereka akan, tidak jarang, malah meninggalkannya dan justru bersatu dengan musuh-musuh mereka.

“Setelah kemenangannya, orang Israel mengangkat Simson sebagai hakim, dan ia memerintah Israel selama dua puluh tahun. Namun, satu langkah yang salah telahmembuka jalan bagi langkah berikutnya.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 564, 565.

UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN

Tepat ketika ia memasuki masa dewasa, saat ia harus melaksanakan misi ilahinya—yang adalah saat yang lebih utama daripada saat-saat lain ketika ia seharusnya setia kepada Allah—Simson malah menghubungkan dirinya dengan musuh-musuh Israel. Ia tidak bertanya apakah ia dapat memuliakan Allah dengan lebih baik ketika bersatu dengan tujuan pilihannya, atau apakah ia justru menempatkan dirinya dalam posisi di mana ia tidak dapat memenuhi tujuan yang harus dicapai melalui hidupnya. Bagi semua orang yang pertama-tama berusaha untuk menghormati Dia, Allah telah menjanjikan hikmat; tetapi tidak ada janji bagi barangsiapa yang justru cenderung untuk menyenangkan diri sendiri.”Patriarchs and Prophets, hlm. 563.

***

LAPORAN MISIONARIS DARI CURAÇAO
Untuk Dibacakan Pada Sabat 26 April 2025
Persembahan Sekolah Sabat Istimewa akan dikumpulkan pada Sabat 3 Mei 2025 

Jemaat di Curaçao menyapa saudara-saudari di seluruh dunia dengan firman Tuhan dalam Yeremia 26:2: “Beginilah firman TUHAN: “Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun.”

Curaçao adalah pulau semi-kering di Laut Karibia dan merupakan sebuah negara di dalam Kerajaan Belanda. Pulau ini terletak sekitar 37 mil (60 km) di utara pantai Venezuela. Meskipun secara geografis merupakan bagian dari landas kontinen Amerika Selatan, Curaçao dan pulau-pulau tetangga di lepas pantai utara Amerika Selatan biasanya dianggap sebagai bagian dari busur barat daya Kepulauan Antillen Kecil. Ibu kotanya adalah Willemstad.

Pulau ini dihuni oleh orang-orang Arawak dari daratan utama Amerika Selatan. Pulau ini pertama kali dikunjungi oleh orang Eropa pada tahun 1499 dan dihuni oleh orang Spanyol dan kemudian oleh orang Belanda, yang menjadikannya sebagai pusat perdagangan utama bagi Perusahaan Hindia Barat Belanda. Orang Spanyol mendeportasi seluruh penduduk asli sebagai budak ke Hispaniola pada tahun 1515. Pulau yang indah ini merupakan rumah bagi komunitas Yahudi tertua yang terus dihuni di Belahan Bumi Barat, yang awalnya dibentuk oleh orang Yahudi Sephardi yang beremigrasi dari Portugal pada tahun 1500-an.

Jumlah penduduknya 147.300 jiwa. Menurut statistik terbaru, jumlah tersebut mencakup 91,8 persen kulit hitam, 2,9 persen Suriname, dan 5,3 persen Belanda. Bahasa resminya adalah bahasa Belanda. Bahasa Papiamento adalah bahasa ibu, tetapi sebagian besar penduduknya juga dapat berbicara bahasa Inggris dan Spanyol. Ada berbagai afiliasi agama: 72,8 persen Katolik Roma, 6,6 persen Pantekosta, 3 persen Advent Hari Ketujuh, 8,4 persen lain-lain atau tidak diketahui, dan 6 persen tidak beragama.

Pekabaran Gerakan Pembaharuan mencapai Curaçao untuk pertama kalinya pada tahun 1978 melalui penjangkauan Str. Rita Virginie (yang kini telah beristirahat di dalam kubur menanti hingga hari kebangkitan), yang menerima pekabaran tersebut dari keluarga Donderwinkel di Belanda. Pada tahun 1980, Str. Pura dan Pendeta Torres dari Kolombia datang ke Curaçao untuk membantu pekerjaan penginjilan di sini. Berkat kasih karunia Tuhan, kini ada dua jemaat di Curaçao, satu di ujung barat pulau, dan satu lagi di ujung timur. Ada kebutuhan besar untuk sebuah bangunan yang berdiri sebagai saksi kebenaran di ujung timur.

“Ketika minat muncul di kota atau desa mana pun, minat itu harus ditindaklanjuti. Tempat itu harus digarap secara menyeluruh sampai sebuah rumah ibadah yang sederhana berdiri sebagai tanda, sebagai tugu peringatan akan Sabat Tuhan, menjadi terang di tengah kegelapan moral. Tugu-tugu peringatan seperti ini harus berdiri di banyak tempat sebagai saksi kebenaran. Tuhan dalam belas kasihan-Nya telah menyediakan bahwa para utusan Injil akan pergi ke semua negara, bahasa, dan bangsa sampai standar kebenaran akan ditegakkan di seluruh bagian dunia yang berpenghuni.

“Di mana pun sekelompok orang percaya dibentuk, sebuah rumah ibadah harus dibangun. Jangan biarkan para pekerja meninggalkan tempat itu tanpa menyelesaikannya.

“Di banyak tempat di mana pekabaran telah dikhotbahkan dan jiwa-jiwa telah menerimanya, mereka berada dalam keadaan terbatas dan hanya dapat berbuat sedikit untuk mendapatkan keuntungan yang akan memberikan ciri karakteristik pada pekerjaan itu. Sering kali hal ini membuat sulit untuk memperluas pekerjaan itu. Ketika orang-orang menjadi tertarik pada kebenaran, mereka diberi tahu oleh para pendeta gereja lain—dan kata-kata ini digaungkan oleh para anggota gereja: ‘Orang-orang ini tidak memiliki gereja, dan kamu tidak memiliki tempat ibadah. Kalian adalah sebuah persekutuan kecil, miskin dan tidak terpelajar. Dalam waktu singkat para pendeta akan pergi, dan kemudian minat akan memudar. Kemudian kalian pun akan meninggalkan semua ide-ide baru yang telah kalian terima.’” —Testimonies for the Church, jilid 6, hlm. 100.

Jemaat di Santa Rosa tidak memiliki bangunan permanen untuk beribadah dan harus menyelenggarakan kebaktian di berbagai tempat. Oleh karena itu, dengan laporan ini, kami sampaikan kepada semua saudara-saudari kami yang seiman di seluruh dunia dan hendak memohonkan bantuan Saudara-Saudari. Sumbangan sukarela dari Saudara dan Saudari akan sangat membantu untuk membeli tempat ibadah. Kami berdoa agar kiranya Tuhan memberkati dan melipatgandakan kemurahan hati Saudara dan Saudari.

Yesus akan segera datang kembali. Oleh karena itu, dalam pemenuhan misi yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk mengabarkan Injil kepada setiap bangsa, suku, kaum, dan bahasa, dan percaya pada janji-Nya bahwa Dia akan menyertai umat-Nya sampai akhir dunia, maka kita harus mempersembahkan segala sesuatu kepada-Nya yang telah Dia berikan kepada kita. Tuhan telah melakukan hal-hal besar dan akan melakukan lebih banyak lagi saat kita percaya kepada-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Sebelumnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua saudara-saudari seiman yang hendak memberikan persembahan yang murah hati untuk Jemaat di Santa Rosa.

“Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.” Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Wahyu 22:12-14.

Segala hormat dan kemuliaan bagi Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus. Amin!

—Daerah Curaçao

***