BACAAN KELUARGA 2025 (Edisi Anak-Anak)

Akhirnya, Israel tiba di Tanah Perjanjian! Musa telah membaginya sehingga setiap suku akan memiliki bagiannya sendiri, tetapi masih banyak yang harus dilakukan. Semua kota yang jahat perlu ditaklukkan. Masalahnya, tidak semua orang Israel mau menaklukkan lagi. Sebagian dari mereka takut. Sebagian malas. Dan sebagian lagi tidak percaya bahwa mereka dapat merebut tanah itu dari orang Kanaan.
Namun, Kaleb tidak takut, tidak malas, ataupun ragu. Ia dengan berani berjalan mendekati Yosua, pemimpin baru Israel, dan berkata, “Berikanlah kepadaku pegunungan itu!” (Yosua 14:12). Orang-orang di sekitarnya terkejut. Bagaimana mungkin seorang pria berusia delapan puluh lima tahun dapat melawan orang Enak di Hebron? Tidakkah ia tahu bahwa mereka adalah raksasa? Tidakkah ia tahu bahwa kota-kota besar itu memiliki tembok yang paling kuat? Tidakkah ia tahu bahwa tidak mungkin bagi seorang pria tua untuk melakukan hal-hal yang sulit seperti itu?
Namun, Yosua sama sekali tidak terkejut. Ia telah mengenal Kaleb sejak lama. Bahkan, mereka adalah dua pria tertua di Israel. Yosua teringat ketika Musa mengutus kedua orang itu untuk memata-matai Kanaan dan mencari tahu seperti apa keadaannya. Yosua dan Kaleb telah membawa pulang laporan yang baik. Mereka percaya Tuhan akan membantu mereka memenangkan tanah itu. Namun, sepuluh pengintai lainnya sama sekali tidak beriman. Mereka berkata, “Kita tidak sanggup melawan bangsa itu, sebab mereka lebih kuat dari kita.” Bilangan 13:31.
Sekarang, ketika Yosua menatap sahabat lamanya itu, ia tersenyum. Setelah bertahun-tahun, iman Kaleb masih kuat. Dengan anggukan, Yosua memberkati Kaleb dan memberikan Hebron, kota terkuat dan tersulit untuk ditaklukkan di Kanaan.
Kalian adalah apa yang kalian praktikkan (biasakan)
Di usia tuanya, Kaleb memiliki iman yang berlimpah! Pernahkah kalian bertanya-tanya seperti apa kalian nanti saat kalian bertambah tua? Sebagian orang tua ceria dan periang, sementara yang lain mungkin sedikit rewel. Sebagian orang tua banyak mengeluh, sementara yang lain baik hati dan penuh perhatian. Saya akan memberi tahu kalian sedikit rahasianya. Saat kalian menua, kalian akan menjadi orang yang kalian biasakan sepanjang hidup. Perhatikanlah, apa pun yang kalian praktikkan aataupun biasakan sekarang, itulah yang akan kalian dapatkan. Seorang musisi yang berlatih biola setiap hari akan menjadi pemain biola yang baik. Seorang pencopet yang biasa mencuri akan menjadi pencuri yang baik. Jadi, jika kalian membiasakan sikap yang baik kepada orang lain, maka kalian akan menjadi orang tua yang baik. Jika kalian biasa bersikap kasar dan kritis, maka kalian akan bersikap kasar dan kritis saat kalian tua nanti. Kalian akan menjadi apa yang kalian lakukan sekarang.
Saat Kaleb masih muda, ia berlatih untuk setia. Sepanjang hidupnya, ia menghadapi banyak ujian dan tantangan. Dalam setiap ujian, ia harus memilih antara iman dan keraguan. Sebagian besar teman Kaleb memilih untuk ragu, tetapi Kaleb terus-menerus menaruh kepercayaannya kepada Allah. Semakin ia percaya kepada Allah, semakin besar pula imannya. Jadi, ketika Musa mengutus Kaleb bersama mata-mata lainnya untuk mencari tahu seperti apa Kanaan, ia dapat membawa pulang laporan yang baik, yakni optimis, sementara sepuluh mata-mata lainnya hanya membicarakan masalah-masalahnya.
Memang benar. Ada rintangan-rintangan di Kanaan. Kaleb juga menyaksikan tantangan yang disebutkan oleh mata-mata lainnya itu. Ia melihat kota-kota yang kuat. Ia melihat raksasa-raksasa yang tinggi. Ia juga merasa sekecil belalang. Namun imannya kuat, dan ia dengan berani berkata kepada Musa, “Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya.” Bilangan 13:30. Ia adalah contoh yang baik tentang seseorang yang menua dengan penuh kasih karunia.
Membiasakan yang Benar dan Baik Demi Surga
Pada tahun 2012, Johanna Quaas dari Jerman dinobatkan oleh Guinness Book of World Records sebagai “pesenam kompetitif tertua di dunia yang masih aktif.” Saat itu, usianya 87 tahun! Jika kalian menonton video YouTube-nya, kalian dapat melihat bahwa ia masih berkompetisi di usia 91 tahun! Video-video ini ditonton lebih dari satu juta kali karena orang-orang sangat terkesan melihat orang tua seperti itu melakukan “head stand” dan jungkir balik. Ia adalah contoh yang baik tentang seseorang yang tumbuh tua dengan anggun.
Sekarang, izinkan saya bertanya kepadamu. Menurutmu, kapan Johanna mulai belajar senam? Apakah ia mulai saat berusia 80 tahun? Atau mungkin 85 tahun? Tidak, tentu saja tidak. Johanna adalah anak yang sangat aktif dan mulai berlatih senam sebelum berusia sepuluh tahun. Sepanjang hidupnya, ia terus berolahraga dan menjaga otot-ototnya tetap kuat dan lentur.
Dengan cara yang sama, kita harus mulai mempraktikkan kebiasaan yang benar dan sifat-sifat tabiat yang baik saat kita masih muda sehingga kita dapat menjaga kehidupan Kristen kita tetap kuat. “Tabiat tidak muncul secara kebetulan.… Pengulangan tindakanlah yang menyebabkannya menjadi kebiasaan, dan membentuk tabiat menjadi baik ataukah buruk.” Youth Instructor, 27 Juli 1899, par. 2.
Fondasi bagi kehidupan sekarang dan selanjutnya
Bertahun-tahun yang lalu, William Wordsworth adalah salah satu penyair paling terkenal di Inggris. Dalam puisinya “My Heart Leaps Up,” ia menulis suatu frasa yang sangat menarik: “Anak adalah ayah dari laki-laki.” Kita tahu bahwa ayah peduli terhadap anak-anaknya, tetapi bagaimana seorang anak bisa menjadi ayah dari seorang laki-laki? Yang dimaksud William Wordsworth dengan frasa ini adalah bahwa apa yang kita lakukan sebagai anak-anak dan remaja akan sangat menentukan akan menjadi apa kita nanti saat dewasa. Mungkin ia mendapatkan gagasan ini dari Alkitab, karena Amsal 22:6 mengatakan:
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Contoh Kaleb dan Johanna Quaas menunjukkan kepada kita bahwa apa yang kita praktikkan saat masih muda akan sangat menentukan kehidupan kita saat dewasa. Apa yang kita pilih untuk lakukan hari ini akan membantu atau merugikan kita di kemudian hari. Makanan yang kita pilih untuk disantap, musik yang kita pilih untuk didengarkan, buku yang kita pilih untuk dibaca, film yang kita pilih untuk ditonton, teman yang kita pilih, cara kita menghabiskan waktu—semua pilihan ini merupakan fondasi yang membentuk tabiat kita saat ini dan menentukan orang dewasa seperti apa kita di masa mendatang.
Keputusan terpenting
Judul bacaan ini adalah “Menua dengan Kasih Karunia.” Karena kebanyakan dari kalian mungkin belum mencapai masa tua, kalian pun mungkin bertanya-tanya apa arti frasa ini. Yaitu: Usia tua disertai banyak masalah dan untuk menghindari sebanyak mungkin masalah tersebut caranya adalah dengan menua dengan kasih karunia. Namun, untuk menghindari masalah, kalian harus membuat keputusan penting saat masih muda tentang bagaimana kalian akan menjaga kesehatan, pendidikan apa yang akan kalian tempuh ataupun terima, bagaimana kalian akan mendapatkan uang, tipe orang seperti apa yang akan kalian nikahi, dan seterusnya. Keputusan kalian tentang hal-hal ini akan menjadi penentu masa tua kalian apakah akan menjadi lebih mudah ataukah lebih sulit.
Namun, ada satu keputusan yang tidak boleh kalian tunda untuk diambil. Keputusan ini lebih penting daripada keputusan lain yang akan kalian buat sepanjang hidup kalian. Keputusan itu adalah keputusan untuk menyerahkan hidup kalian kepada Kristus sejak saat kalian masih muda. Jika kalian melakukan ini, maka setiap keputusan lain dalam hidup akan menjadi lebih mudah.
Harap diingat bahwa suatu hari kalian akan menjadi orang yang lebih tua. Apa yang kalian praktikkan ataupun biasakan sekarang akan menentukan masa tua kalian nantinya, apakah lebih mudah ataukah lebih sulit. Memilih untuk menjadi seorang Kristen adalah keputusan terbaik yang harus kalian buat. Keputusan ini, di atas semua keputusan lainnya, akan membantu kalian untuk tumbuh menua dengan kasih karunia.
***
Buku Cetak selengkapnya, silahkan hubungi kami!
KERAJINAN TANGAN: BAGAN RUTINITAS KESEHARIANKU
***

