BACAAN KELUARGA 2025 (Edisi Anak-Anak)

Suatu hari, seorang wanita tua pergi menemui pendeta di gerejanya. Ia membutuhkan bantuan dan berharap pendeta dapat membantunya. Ia membawa ponselnya dan menunjukkannya kepada pendeta. “Saya perlu mencetak foto, pendeta. Bisakah engkau membantu saya?”
“Tentu saja!” kata pendeta. “Foto yang mana itu?” Mata wanita tua yang lelah itu berbinar-binar karena bahagia saat ia menunjuk sebuah foto di ponselnya, yang memperlihatkan seorang gadis kecil dengan senyum lebar dan beberapa gigi mungil. “Ini cucu perempuan saya!” kata wanita itu. Meskipun ia tinggal jauh dari cucunya, hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat wanita tua itu tersenyum.
Anak-anakku yang terkasih, jika kalian memiliki kakek-nenek, kalian mungkin mengerti betapa besar cinta kasih mereka kepada kalian. Kakek-nenek senang bermain dengan cucu-cucu mereka, membuatkan mereka makanan lezat, memberi hadiah, dan menghabiskan waktu bersama karena mereka tahu bahwa waktu yang tersisa mungkin tidak akan lama lagi. Seorang anak yang memiliki kakek-nenek yang penuh kasih adalah anak yang memiliki harta yang sangat berharga.
Yesus juga telah datang ke bumi sebagai seorang anak. Kita tidak tahu apakah kakek-nenek-Nya gembira melihat-Nya atau sedih ketika keluarga-Nya melarikan diri ke Mesir untuk menghindari kemarahan Herodes. Alkitab tidak memberi tahu kita. Namun, Alkitab memberi tahu kita tentang dua orang tua lainnya yang bertemu dengan-Nya. Seorang pria bernama Simeon dan seorang wanita bernama Hana sedang menunggu untuk bertemu Yesus, seperti halnya kakek-nenek yang menunggu cucu-cucu mereka sekarang. Kedua orang tua ini sedang menanti-nanti Anak yang akan membawa keselamatan bagi Israel. Hati mereka dipenuhi dengan kasih untuk bayi ini bahkan sebelum mereka mengenal-Nya karena mereka memiliki iman pada janji-janji yang diberikan kepada mereka melalui para nabi di masa lalu. Simeon dan Hana diberkati karena menjadi dua orang pertama (di bait suci di Yerusalem) yang mengenal Yesus.
Simeon telah menerima janji dari Allah bahwa, sebelum dia meninggal, dia akan melihat Juruselamat. Ketika Maria dan Yusuf membawa bayi Yesus ke bait suci, Simeon ada di sana. Dia menggendong Yesus dan bersyukur kepada Allah karena mengizinkannya melihat Juruselamat. Pada saat yang sama, Hana tiba. Dia melihat Yesus dan juga bersyukur kepada Allah atas belas kasihan-Nya. Namun, dia tidak berhenti di situ. Setelah bertemu Yesus, Hana melakukan sesuatu yang sangat penting: ia memberi tahu semua orang di Yerusalem yang sedang mencari keselamatan, tentang bayi Yesus. Betapa hebatnya teladan wanita ini bagi kita, bukan? Kalian harus tahu bahwa Hana telah berusia delapan puluh empat tahun ketika ia bertemu Yesus. Ia telah menjadi janda selama bertahun-tahun karena suaminya meninggal hanya tujuh tahun setelah mereka menikah. Kita hanya bisa membayangkan betapa sulitnya hidup baginya. Seperti banyak orang tua lainnya, ia harus menghadapi rasa sakit karena kehilangan orang yang dicintai dan kesepian yang mengikutinya. Tetapi tahukah kalian apa yang istimewa tentang Hana ini? Ia tidak membiarkan rasa sakit dan dukanya menjatuhkannya, tetapi malah mengabdikan hidupnya kepada Allah. Ia menemukan misi dan sukacita di bait suci, tempat ia melayani Allah siang dan malam dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada hari pelayanan khusus ini, yang dimulai seperti hari-hari lainnya, ia sangat senang bertemu Yesus secara pribadi.
Anak-anakku terkasih, banyak orang tua yang kehilangan orang yang mereka kasihi dan sedang merasa kesepian. Mungkin mereka juga menderita berbagai masalah kesehatan. Sebagian mungkin merasa sangat sedih karena merasa tidak dibutuhkan lagi. Tidak semua orang tua berhasil menemukan hal-hal yang bermanfaat untuk dilakukan seperti halnya Hana. Mereka mungkin merasa lemah atau putus asa karena tidak sekuat dulu. Karena alasan ini, Allah memanggil kita untuk menunjukkan simpati kita kepada mereka. Dan kalian, anak-anak, dapat membuat perbedaan besar bagi orang-orang tua ini. Tahukah kalian bahwa Alkitab mengatakan bahwa hati yang gembira bekerja seperti obat yang manjur? (Amsal 17:22) Itu berarti bahwa kalian, anak-anak, dengan semangat kalian yang gembira, dapat menjadi seperti balsem yang manjur menentramkan bagi orang tua. Dan ini adalah sesuatu yang diketahui oleh para dokter saat ini. Di banyak tempat, sedang dibangun gedung-gedung yang memungkinkan orang tua dan anak-anak prasekolah dapat berkumpul bersama. Mudah untuk melihat bahwa ini merupakan bantuan yang besar bagi kedua kelompok usia: orang tua mendapatkan kembali sebagian kegembiraan hidup dengan berhubungan dengan kebahagiaan anak-anak kecil yang riang, dan anak-anak menemukan teman bermain yang sabar dalam diri kakek-nenek ini yang memiliki begitu banyak hal untuk dibagikan.
Di gereja tempat saya beribadah setiap hari Sabat, ada seorang saudari yang akan segera berusia 103 tahun. Sungguh usia yang sangat berkat!! Pada ulang tahunnya yang ke-102, ia menyiapkan hidangan istimewa untuk seluruh jemaat dan membuat kami senang dengan keterampilan memasaknya. Hingga baru-baru ini, ia menyetir sendiri ke gereja. Dan ia masih menceritakan kepada kami kisah-kisah tentang bagaimana Allah telah menyertainya dan melindunginya sepanjang hidupnya. Anak-anak gereja mengenal dan menyayanginya. Mereka mengunjunginya di rumah saat ia merasa tidak enak badan dan menghiburnya dengan lagu-lagu dan kata-kata yang baik. Mereka membantunya naik turun tangga saat ia datang ke gereja dan membutuhkan bantuan. Salah satu anak memiliki ikatan khusus dengannya dan selalu menjadi orang pertama yang mendatanginya dan mengulurkan tangan saat ia membutuhkannya. Ia sangat menghargai sahabat kecil ini dan, dengan berbagai cara, membalas kasih sayang yang diterimanya.
Dalam keluarga Allah di bumi, ada tempat bagi setiap orang dan setiap usia. Yang termuda dan yang tertua khususnya membutuhkan perhatian dan kepedulian kita. Gereja ataupun jemaat adalah keluarga bagi mereka yang tidak memiliki keluarga lagi. Allah kita adalah tempat berlindung bagi anak-anak yang kehilangan orang tua mereka, dan tempat yang menenangkan bagi barangsiapa yang ditinggalkan sendirian.
Anak-anak terkasih, saya yakin bahwa di jemaat juga ada orang-orang tua. Allah memanggil kalian untuk membuat perbedaan bagi saudara-saudari terkasih ini, yang dulunya sekecil dan seaktif kalian. Cobalah untuk bersikap baik kepada mereka. Ajukan pertanyaan dan dengarkan jawabannya. Beberapa dari orang-orang tua ini telah mengalami pengalaman yang luar biasa dengan Allah. Mendengarkan kisah mereka akan memperkuat iman kalian. Beberapa akan memberi tahu kalian tentang alasan kesedihan mereka; tawarkan untuk berdoa bagi mereka dan bersama mereka. Beberapa mungkin mengalami kesulitan berjalan dan membutuhkan seseorang untuk berjalan bersama mereka selangkah demi selangkah. Atau mungkin, jika mereka tidak dapat mendengar dengan baik lagi, kalian dapat menggunakan karunia suara kalian untuk mengulangi kepada mereka hal-hal yang tidak dapat mereka pahami. Bernyanyilah bersama mereka atau untuk mereka. Ada seribu cara untuk membawakan sukacita kepada mereka. Mintalah Allah untuk menunjukkan kepada kalian bagaimana kalian dapat ikut serta ataupun membantu dalam hal ini.
Semoga Allah memberkati kalian, anak-anak terkasih, agar kalian dapat menjadi seberkas cahaya terang dalam kehidupan seseorang! Amin!
***
Buku Cetak selengkapnya, silahkan hubungi kami!
***

