Renungan Pagi 3 Mei 2025

ASAL MULA BERLAKUNYA HUKUM PERNIKAHAN

Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Kejadian 2:22-24.

“Demikianlah, asal-mula pernikahan dan Sabat, lembaga kembar untuk kemuliaan Allah demi kebaikan umat manusia. Kemudian, ketika Sang Pencipta menyatukan tangan pasangan kudus itu dalam ikatan pernikahan, dengan menyatakan bahwa, Seorang laki-laki akan “meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu” (Kejadian 2:24), Dia menyatakan berlakunya hukum pernikahan bagi semua anak Adam sampai akhir zaman. Apa yang telah dinyatakan baik oleh Bapa Kekal Sendiri adalah hukum berkat dan perkembangan tertinggi bagi manusia.” MB 63.2.

“… Pada mulanya (pada saat Penciptaan), ketika hukum Sabat diberikan, hukum pernikahan juga diberikan. Pada waktu itulah Allah menganugerahkan kepada manusia dua karunia-Nya yang besar,—yakni Sabat sebagai hari perhentian, dan perempuan sebagai penolong. (Kejadian 2:2:1-3, 18).” ST 30 Agustus 1899, par. 4.

“Allah lah yang merayakan pernikahan pertama. Dengan demikian, lembaga ini memiliki Sang Pencipta alam semesta sebagai penggagasnya.” PP 46.3.

And the rib, which the LORD God had taken from man, made he a woman, and brought her unto the man. And Adam said, This is now bone of my bones, and flesh of my flesh: she shall be called Woman, because she was taken out of Man. Therefore shall a man leave his father and his mother, and shall cleave unto his wife: and they shall be one flesh.” Genesis 2:22-24.

“Then marriage and the Sabbath had their origin, twin institutions for the glory of God in the benefit of humanity. Then, as the Creator joined the hands of the holy pair in wedlock, saying, A man shall “leave his father and his mother, and shall cleave unto his wife: and they shall be one” (Genesis 2:24), He enunciated the law of marriage for all the children of Adam to the close of time. That which the Eternal Father Himself had pronounced good was the law of highest blessing and development for man.” MB 63.2.

“… In the beginning, when the Sabbath law was given, the marriage law was also given. It was then that God bestowed on man His two great gifts,—the Sabbath as a day of rest, and woman as a helpmeet.” ST August 30, 1899, par. 4.

“God celebrated the first marriage. Thus the institution has for its originator the Creator of the universe.” PP 46.3.

***