TEMA SEMESTER: PEKERJAAN ALLAH MELALUI HAKIM-HAKIM
Pelajaran 19, Sabat 10 Mei 2025
PENYEMBAHAN BERHALA SECARA PRIBADI DAN MELALUI IMAM
“Manusia tidak boleh mengesampingkan standar moral Allah yang agung dan menegakkan standar menurut penilaiannya sendiri yang terbatas. Karena manusia mengukur diri mereka menurut ukuran mereka sendiri dan hidup menurut standar mereka sendiri maka kejahatan merajalela, dan kasih banyak orang menjadi dingin. Penghinaan ditunjukkan kepada hukum Allah, dan karena inilah banyak yang berani melanggar, dan bahkan mereka yang telah memiliki terang kebenaran goyah dalam kesetiaan mereka kepada hukum Allah. Akankah arus kejahatan yang begitu kuat menuju kebinasaan menyapu mereka? Atau akankah mereka, dengan keberanian dan kesetiaan, mau melawan arus dan mempertahankan kesetiaan kepada Allah di tengah kejahatan yang merajalela? Tidak maukah mereka dengan semangat dan pengabdian yang tulus berkata, ‘sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku. Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku; aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan.’ (Mazmur 18:22-24).” —Review and Herald, 12 Juni 1894.
MINGGU
1. Apakah yang dicuri oleh seorang pria bernama Mikha dari ibunya? Apakah yang dilakukannya saat ia yakin bahwa uang itu memang bukan benar-benar miliknya?
Hakim-Hakim 17:1,2 Ada seorang dari pegunungan Efraim, Mikha namanya. 2Berkatalah ia kepada ibunya: “Uang perak yang seribu seratus itu, yang diambil orang dari padamu dan yang karena itu kauucapkan kutuk–aku sendiri mendengar ucapanmu itu–memang uang itu ada padaku, akulah yang mengambilnya.” Lalu kata ibunya: “Diberkatilah kiranya anakku oleh TUHAN.”
“Mengingat jumlah mereka yang lebih banyak, suku-suku ini (keturunan Yusuf: suku Efraim dan Manasye) menuntut dua kali lipat wilayah. Tanah yang diberikan kepada mereka adalah tanah terkaya di negeri itu, termasuk dataran Sharon yang subur; tetapi banyak kota utama di lembah itu masih dikuasai orang Kanaan, dan suku-suku itu enggan bekerja keras dan takut akan bahaya dalam menaklukkan harta milik mereka, dan menginginkan bagian tambahan di wilayah yang sudah ditaklukkan. Suku Efraim adalah salah satu suku terbesar di Israel, seperti juga suku tempat Yosua sendiri berasal, dan para anggotanya tentu menganggap diri mereka berhak atas pertimbangan khusus. ‘Mengapa engkau memberikan kepadaku hanya satu bagian undian dan satu bidang tanah saja menjadi milik pusaka,’ kata mereka, ‘padahal aku ini bangsa yang banyak jumlahnya (besar)?’ (Yosua 17:14). Tetapi tidak ada jalan keluar dari keadilan yang ketat yang dapat dimenangkan oleh pemimpin yang tabah itu.” — Patriarchs and Prophets, hlm. 513.
SENIN
DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT PATUNG ILAH
2. Apakah ibu pria itu materialistis ataukah seorang yang beriman? Apakah yang dilakukannya dengan 200 keping perak setelah ia mendapatkannya kembali?
Hakim-Hakim 17:3, 4 Sesudah itu dikembalikannyalah uang perak yang seribu seratus itu kepada ibunya. Tetapi ibunya berkata: “Aku mau menguduskan uang itu bagi TUHAN, aku menyerahkannya untuk anakku, supaya dibuat patung pahatan dan patung tuangan dari pada uang itu. Maka sekarang, uang itu kukembalikan kepadamu.” 4Tetapi orang itu mengembalikan uang itu kepada ibunya, lalu perempuan itu mengambil dua ratus uang perak dan memberikannya kepada tukang perak, yang membuat patung pahatan dan patung tuangan dari pada uang itu; lalu patung itu ditaruh di rumah Mikha.
“Kekuasaan Allah Israel telah dijanjikan kepada umat-Nya, dan jika orang Efraim memiliki keberanian dan iman seperti Kaleb, tidak ada musuh yang dapat berdiri di hadapan mereka. Keinginan mereka yang nyata untuk menghindari kesulitan dan bahaya ditanggapi dengan tegas oleh Yosua. ‘Engkau adalah bangsa yang besar, dan memiliki kekuatan yang besar,’ katanya; ‘Engkau akan menghalau orang Kanaan, sekalipun mereka memiliki kereta perang dari besi, dan sekalipun mereka kuat.’ (Yosua 17:17-18). Dengan demikian argumen mereka sendiri berbalik melawan mereka. Menjadi bangsa yang besar, seperti yang mereka klaim, mereka sebenarnya sepenuhnya mampu membuka jalan mereka sendiri, seperti yang dilakukan saudara-saudara mereka. Dengan pertolongan Allah, mereka tidak perlu takut pada kereta perang dari besi.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 514.
SELASA
3. Apakah yang terlintas dalam pikiran kita ketika mendengar kalimat, “setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri” (Hakim-Hakim 21:25)? Apakah yang dikatakan Alkitab tentang penyembahan dewa-dewa kafir?
Hakim-Hakim 17:5, 6 Mikha ini mempunyai kuil. Dibuatnyalah efod dan terafim, ditahbiskannya salah seorang anaknya laki-laki, yang menjadi imamnya. 6Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
1 Raja-Raja 11:7 Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon.
“Allah tidak memberikan kebebasan kepada manusia untuk menyimpang dari tuntutan-Nya. Tuhan telah menyatakan kepada Israel, ‘Janganlah kamu melakukan … setiap orang apa pun yang benar menurut pandangannya sendiri;’ tetapi kamu harus ‘menaati dan mendengarkan segala perkataan yang kuperintahkan kepadamu ini.’ Ulangan 12:8, 28. Dalam memutuskan tindakan apa pun, kita tidak boleh bertanya apakah kita dapat melihat bahwa kerugian akan terjadi karenanya, tetapi apakah itu sesuai dengan kehendak Allah. ‘Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.’ Amsal 14:12.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 634.
RABU
MENTAHBISKAN SENDIRI IMAM UNTUK PRIBADI-NYA SENDIRI
4. Sementara itu, siapa yang datang ke rumah Mikha di daerah perbukitan Efraim?
Hakim-Hakim 17:7,8 Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Maka ada seorang muda dari Betlehem-Yehuda, dari kaum Yehuda; ia seorang Lewi dan tinggal di sana sebagai pendatang. 8Lalu orang itu keluar dari kota Betlehem-Yehuda untuk menetap sebagai pendatang di mana saja ia mendapat tempat; dan dalam perjalanannya itu sampailah ia ke pegunungan Efraim di rumah Mikha.
“Posisimu telah menyebabkan banyak orang di dalam dan sekitar ___ untuk berpikir kurang tinggi tentang Review (Dep. Penerbitan pada Zaman Str. White) daripada yang seharusnya mereka lakukan, dan mereka telah menganggap enteng kebenaran yang ditemukan di dalamnya. Dengan demikian Review gagal memberikan pengaruh kepada mereka sebagaimana yang Allah kehendaki. Dan setiap orang telah mengikuti jalannya sendiri, dan melakukan apa yang tampak benar di matanya sendiri; karenanya semua orang berada jauh di belakang, dan kecuali ada pekerjaan menyeluruh yang mereka selesaikan, maka mereka akan ditimbang dengan neraca dan didapati ringan.” —Testimonies for the Church, jilid 1, hlm. 316, 317.
KAMIS
5. Apakah yang seharusnya dipikirkan seseorang tentang seseorang yang menjadikan orang lain sebagai imam pribadinya? Apa bedanya dengan seseorang yang bermimpi dan, atas dasar itu, menyatakan dirinya sebagai seorang nabi?
Hakim-Hakim 17:9,10 Bertanyalah Mikha kepadanya: “Engkau dari mana?” Jawabnya kepadanya: “Aku orang Lewi dari Betlehem-Yehuda, dan aku pergi untuk menetap sebagai pendatang di mana saja aku mendapat tempat.” 10Lalu kata Mikha kepadanya: “Tinggallah padaku dan jadilah bapak dan imam bagiku; maka setiap tahun aku akan memberikan kepadamu sepuluh uang perak, sepasang pakaian serta makananmu.”
“‘Sebab itu haruslah kamu menaruh perkataan-Ku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu dan mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan menjadikannya lambang di dahimu….
“’Sesungguhnya aku menghadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk, yaitu berkat, jika kamu mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal.…
“‘Jangan kamu melakukan apapun yang kita lakukan di sini sekarang, yakni masing-masing berbuat segala sesuatu yang dipandangnya benar,’ tetapi ‘haruslah kamu melakukan dengan setia segala ketetapan dan peraturan yang kupaparkan kepadamu pada hari ini.’ Ulangan 11:18, 26-28; 12:8; 11:32.” —Review and Herald, 12 Juni 1894.
JUMAT
AGAMA BUATAN SENDIRI
6. Wewenang apakah yang dimiliki Mikha untuk menahbiskan seseorang sebagai imam? Bagaimana hal itu dibandingkan dengan seseorang dewasa ini yang menampilkan dirinya sebagai pengajar kebenaran dan mengangkat dirinya sebagai utusan Tuhan?
Hakim-Hakim 17:11,12 Orang Lewi itu setuju untuk tinggal padanya. Maka orang muda itu menjadi seperti salah seorang anaknya sendiri. 12Mikha mentahbiskan orang Lewi itu; orang muda itu menjadi imamnya dan diam di rumah Mikha.
“‘Mendengarkan (ketaatan) lebih baik daripada korban sembelihan.’ (1 Samuel 15:22). Persembahan korban itu sendiri tidak ada nilainya di mata Allah. Persembahan itu dimaksudkan untuk menyatakan pertobatan yakni penyesalan atas dosa, dan iman kepada Kristus serta untuk berjanji menaati hukum Allah di masa mendatang. Namun, tanpa pertobatan, iman, dan ketaatan hati, persembahan itu tidak ada nilainya. Ketika, dengan melanggar perintah Allah secara langsung, Saul mengusulkan untuk mempersembahkan korban yang telah Allah tetapkan untuk dibinasakan, penghinaan terbuka ditunjukkan terhadap otoritas ilahi. Ibadah itu akan menjadi penghinaan terhadap surga. Namun, dengan dosa Saul dan akibatnya di hadapan kita, berapa banyak orang yang malah mengikuti jalan yang sama. Sementara mereka menolak untuk percaya dan menaati beberapa kehendak Allah, mereka bertekun mempersembahkan kepada Allah ibadah formalitas mereka. Tidak ada tanggapan Roh Allah terhadap ibadah seperti itu. Tidak peduli seberapa bersemangatnya manusia dalam menjalankan upacara keagamaan, Allah tidak dapat menerima mereka jika mereka terus-menerus melanggar salah satu perintah-Nya.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 634.
SABAT
7. Sebagai seorang penyembah berhala, agama macam apakah yang dianut Mikha, karena ia yakin bahwa ia akan menerima berkat Allah dengan memiliki seorang Lewi sebagai imam pribadinya?
Hakim-Hakim 17:13 Lalu kata Mikha: “Sekarang tahulah aku, bahwa TUHAN akan berbuat baik kepadaku, karena ada seorang Lewi menjadi imamku.”
“Tuhan meyakinkan mereka bahwa mereka harus merampas tanah milik orang-orang yang menjadi jerat bagi mereka, yang akan menjadi duri dalam daging mereka. Itulah firman Tuhan, dan rencana-Nya adalah bahwa di bawah perwalian-Nya, umat-Nya akan memiliki wilayah yang lebih luas dan lebih luas lagi. Di mana pun mereka membangun rumah dan mengolah tanah, maka lembaga-lembaga pekerjaan harus didirikan, sehingga mereka tidak perlu meminjam dari sesama mereka, tetapi sesama merekalah yang harus meminjam dari mereka. Harta milik mereka akan bertambah banyak, dan mereka akan menjadi bangsa yang besar dan berkuasa. Tetapi mereka berhenti di tengah jalan. Mereka mencari kenyamanan mereka sendiri, dan pekerjaan yang sebenarnya dapat dilakukan Tuhan bagi mereka dengan menempatkan mereka di tempat di mana pengetahuan tentang Tuhan akan diketahui dan praktik-praktik keji orang-orang kafir harus diusir dari tanah itu, tidak dilakukan.” —Manuscript 126, 1899.
UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN
“Banyak kejahatan yang ada di gereja, dan mereka membutakan mata dan membuat mati rasa indra rohani. Hati nurani menjadi mati, dan tidak dapat membedakan karakter dosa yang menjijikkan. Kita harus memeriksa diri kita sendiri dengan seksama. Paulus berkata: ‘Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.’ (2 Korintus 13:5). ‘Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang (suka memprovokasi) dan saling mendengki (iri).’ (Galatia 5:22-26). Kita harus memohon kepada Allah agar kita dapat melihat secara rohani, agar kita dapat melihat kesalahan-kesalahan kita dan memahami cacat tabiat kita.” —Review and Herald, 12 Juni 1894.
***