“Mahkota Kehormatan”

BACAAN KELUARGA 2025 (Edisi Anak-Anak)

Noah senang menghabiskan waktu bersama kakeknya. Kakek memiliki rambut yang sudah memutih dan senyum yang hangat yang membuat semua orang merasa aman. Suatu hari, Noah duduk di sampingnya dan bertanya, “Kakek, mengapa rambutmu memutih semua?”

Kakek terkekeh. “Alkitab berkata dalam Amsal 16:31,

Rambut putih adalah mahkota yang indah (mahkota kehormatan), yang didapat pada jalan kebenaran.’

Rambut putihku bagaikan mahkota yang menunjukkan bahwa aku telah hidup bertahun-tahun dengan usaha untuk mengikuti Tuhan.”

Mata Nuh membelalak. “Jadi, ini seperti mahkota raja?”

Kakek mengangguk. “Bisa dibilang begitu! Namun, mahkota ini berasal dari tahun-tahun belajar, bertumbuh, dan percaya kepada Tuhan. Orang-orang yang lebih tua telah mengalami banyak hal dalam hidup mereka. Kita telah menghadapi tantangan, membuat kesalahan, dan belajar banyak pelajaran. Itulah sebabnya Tuhan memberi tahu orang-orang muda untuk mendengarkan hikmat dari orang-orang yang telah mendahului mereka.”

Noah berpikir sejenak. “Apakah itu berarti aku bisa terhindar dari kesalahan jika aku mendengarkanmu?”

Kakek tersenyum. “Tepat sekali! Kamu tidak harus mempelajari semuanya dengan cara yang sulit. Daripada membuat pilihan yang salah, kamu bisa meminta nasihat dari orang yang lebih tua. 2 Timotius 4:7 menyatakan bahwa,

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, aku telah memelihara iman.

Barangsiapa yang telah berumur panjang dan tetap setia kepada Tuhan, memiliki banyak hal untuk diajarkan kepadamu.”

Belajar dari Kehidupan Musa

Kakek mencondongkan tubuhnya ke depan. “Apakah kamu ingat kisah Musa? Dia adalah pemimpin yang hebat dalam Alkitab, tetapi dia baru mulai memimpin pada usia delapan puluh tahun! Dia menghabiskan masa mudanya untuk belajar, bertumbuh, dan percaya kepada Tuhan. Pada saat dia memimpin orang Israel, dia penuh dengan hikmat. Itulah sebabnya orang-orang mendengarkannya. Musa melakukan kesalahan saat dia masih muda, tetapi dia belajar dari kesalahan tersebut. Kamu juga bisa melakukan hal yang sama.”

Noah memikirkannya. “Jadi, jika aku mendengarkan dan membuat pilihan yang baik sekarang, itu akan membantuku saat aku dewasa nanti?”

“Benar sekali,” kata Kakek. “Apa yang kamu lakukan sekarang akan mempengaruhi masa depanmu. Jika kamu mengikuti jalan Tuhan, penyesalanmu akan berkurang dan kamu akan memperoleh lebih banyak kebijaksanaan saat kamu bertambah tua.”

Nilai Belajar dari Orang Lanjut Usia

Kakek tersenyum. “Orang tua memiliki banyak hikmat karena mereka telah melalui banyak hal. Mereka dapat berbagi cerita tentang masa kecil mereka, bagaimana kehidupan berbeda, dan hal-hal yang mereka pelajari selama ini. Mendengarkan mereka seperti menemukan harta karun pengetahuan!”

“Kedengarannya menyenangkan!” kata Noah. “Jadi, apa yang bisa saya lakukan untuk belajar dari orang yang lebih tua?”

Kakek terkekeh. “Aku senang kamu bertanya! Berikut ini beberapa cara yang kamu bisa belajar dari orang tua.”:

  1. Ajukan Pertanyaan – Jadilah orang yang ingin tahu! Tanyakan kepada orang tua, kakek-nenek, tetangga yang lebih tua, dan anggota jemaat, tentang masa kecil mereka, iman mereka, dan apa yang telah mereka pelajari dalam hidup.
  2. Dengarkan dengan seksama – Saat mereka berbagi cerita atau nasihat, perhatikan dan pikirkan apa yang mereka katakan.
  3. Habiskan Waktu Bersama Mereka – Kunjungi mereka, bantu mereka dengan tugas-tugas kecil, dan nikmati kebersamaan mereka. Mereka akan menyukai kebaikanmu!
  4. Hargai Hikmat/Kebijaksanaan Mereka – Sekalipun ide-ide mereka tampak kuno, ingatlah bahwa mereka telah melihat dan mengalami banyak hal.
  5. Berdoalah untuk Mereka – Sama seperti mereka berdoa untukmu, maka kamu pun dapat berdoa untuk kesehatan, kekuatan, dan kebahagiaan mereka.
  6. Pelajari Keterampilan Baru – Banyak orang tua yang memiliki keterampilan khusus seperti memasak, berkebun, memperbaiki barang, dan bercerita. Mintalah mereka untuk mengajarimu!
  7. Bersabar dan Baik Hati – Terkadang orang tua bergerak atau berbicara dengan lambat. Tunjukkan rasa hormat dengan bersikap sabar dan baik hati.

Memilih Petunjuk Tuhan Dan Bukan Tipu Daya Dunia

Kemudian wajah Kakek berubah serius. “Ada hal lain yang perlu aku ajarkan kepadamu, Noah. Beberapa orang mencoba berbicara dengan roh orang mati atau pergi ke peramal, tetapi Tuhan memperingatkan kita untuk tidak melakukan itu. Imamat 19:31 menyatakan,

Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu.’

Daripada mencari jawaban di tempat yang salah, percayalah kepada Tuhan dan carilah hikmat dari mereka yang mengasihi-Nya.”

Wajah Noah berkerut karena berpikir. “Mengapa orang pergi ke orang-orang peramal, Kakek?”

“Orang-orang yang ingin tahu itu mencari jawaban, tetapi mereka mencari di tempat yang salah. Tuhan adalah satu-satunya yang mengetahui segala sesuatu tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan kita. Kita harus percaya kepada-Nya dan meminta hikmat dari mereka yang mengikuti-Nya, seperti yang dilakukan Musa.”

Noah mengangguk. “Sekarang aku mengerti. Daripada mendengarkan dunia, aku harus mendengarkan Tuhan dan orang bijak sepertimu!”

Kakek tertawa. “Itulah pilihan terbaik yang dapat kamu buat, Noah! Teruslah mengikuti Yesus, belajarlah dari orang bijak, dan buatlah pilihan yang baik. Suatu hari, kamu akan memiliki sendiri mahkotamu untuk dikenakan!”

Noah memeluk kakeknya erat. “Suatu hari nanti aku juga ingin memakai mahkota kehormatan juga!”

Kakek menepuk punggung Noahh. “Kamu sudah di jalan yang benar, Nak. Teruslah percaya kepada Tuhan!”

***

Buku Cetak selengkapnya, silahkan hubungi kami!