Renungan Petang 15 Mei 2025

KEPEMILIKAN MUTLAK-NYA ATAS KITA

“Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.” Roma 14:8.

“Kita harus mengakui kepemilikan mutlak Allah atas kita. Pikiran, bakat, keterampilan, dan uang kita harus digunakan sebaik-baiknya untuk memajukan pekerjaan-Nya, agar tabiat-Nya dapat dinyatakan dengan jelas di seluruh bagian dunia. Allah telah memberikan pekerjaan kepada setiap orang, dan Dia tidak memaafkan barangsiapa yang menduduki jabatan tinggi yang malah keluar dari tempatnya, dan karena kelalaian tertentu justru membuat pekerjaan mereka menjadi rumit. Biarlah setiap orang setia di tempat tugasnya, dan memelihara hubungan yang benar dengan Allah. Ada pekerjaan penting yang harus dilakukan, dan tidak seorang pun boleh mengabaikan pekerjaannya untuk mengambil alih pekerjaan yang menjadi milik orang lain. Allah tidak dimuliakan oleh perbuatan seperti itu. Memang ada beberapa pekerja yang merasa diri lebih unggul dalam hikmat. Mereka merasa bahwa mereka tidak perlu mencari nasihat dari Allah. Mereka juga tidak peduli apakah rekan sekerja mereka memerlukan bantuan untuk keperluan mereka untuk bekerja atau tidak. Allah membutuhkan orang-orang yang selalu rela dan senang bekerja dengan segenap kemampuannya, orang-orang yang mau menjaga jendela jiwa tetap terbuka ke arah surga, dan membiarkan terang surga bersinar ke dalam ruang-ruang pikiran.” 14LtMs, Ms 115a, 1899, par. 7.

For whether we live, we live unto the Lord; and whether we die, we die unto the Lord: whether we live therefore, or die, we are the Lord’s.” Romans 14:8.

“We must recognize God’s absolute ownership of us. Our mind, our talents, our skills and money, are to be put to the best use to advance his work, that his character may be revealed in clear lines in all parts of the world. God has given to every man his work, and he does not excuse those in high positions who get out of their place, and through some neglect get their work into a tangle. Let each man stand at his post of duty, and in right relation to God. There is important work to be done, and no man is to neglect his work in order to take hold of the work which belongs to another. God is not honored by such a course. There are some workers who feel superior in wisdom. They feel that they do not need to seek counsel from God. Nor do they consider whether their fellow workers have facilities with which to work. God needs all-sided men, men who will keep the windows of the soul opened heavenward, and let heaven’s light shine into the chambers of the mind.” 14LtMs, Ms 115a, 1899, par. 7.***