PERLUNYA MENGURUS KESELAMATAN DIRI DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,” Filipi 2:12.
“Urusilah dirimu sendiri dengan sebaik-baiknya. Sadarilah keterbatasan kemampuanmu untuk mengerti akan Allah. Dengan kerendahan hati yang mendalam dan hati yang penuh penyesalan, kerjakanlah keselamatanmu sendiri dengan takut dan gentar. Allah sungguh peduli padamu.” 18LtMs, Lt 181, 1903, par. 12.
“Allah telah memberikan kepada setiap orang tanggung jawab pribadi… Seorang manusia tidak boleh mengerjakan keselamatan orang lain. Ia tidak boleh menjadi salinan pikiran orang lain. Ia harus bertindak sesuai kapasitasnya dan sesuai dengan kemampuan yang telah Allah berikan kepadanya. Tidak seorang pun, apa pun pengalamannya, apa pun jabatannya, dapat beranggapan bahwa ia telah menyelesaikan pekerjaan yang luar biasa ketika ia mempengaruhi dan membentuk pikiran manusia mana pun sesuai dengan pikirannya sendiri, dan mengajarinya untuk menyuarakan sentimen yang mungkin ia ungkapkan. Hal ini telah terjadi berulang kali hingga merugikan umat manusia.” 13LtMs, Ms 116, 1898, par. 6.
“Orang yang berusaha meniru tabiat orang lain akan gagal total. Setiap orang harus mencari Allah untuk dirinya sendiri, untuk menyatakan dengan kesetiaan yang sungguh-sungguh atas talenta yang telah Allah berikan kepadanya… Itu ada di dalam dirimu, saudara, ya, di dalam dirimu; bukan di dalam diri orang lain untukmu. Engkau harus memiliki pengalaman pribadimu sendiri. Maka engkau pun akan bersukacita dalam dirimu sendiri, dan bukan pada orang lain.” 13LtMs, Ms 116, 1898, par. 8.
“Tidak seorang pun dapat tumbuh menjadi manusia seutuhnya bagi orang lain. Setiap orang harus mencapai ukuran masing-masing untuk dirinya sendiri. Setiap orang harus tumbuh di bawah pengawasan Allah…” 13LtMs, Ms 116, 1898, par. 9.
“Kita gagal mengerjakan keselamatan kita sendiri dengan rasa takut dan gentar ketika kita malah menghakimi dan mengutuk orang lain; kita memperlihatkan kepada alam semesta suatu roh yang akan menentukan takdir kita, dan menempatkan kita di antara para pelanggar hukum Allah. Bila berbuat demikian, kita memperlihatkan hubungan kekerabatan kita dengan Setan, yang merupakan sosok penuduh saudara-saudara seiman. Melalui kuasa tipu dayanya, ia selalu berusaha membuat kesalahan tampak sebagai kebenaran, …” RH 16 Agustus 1892, par. 7.
“Wherefore, my beloved, as ye have always obeyed, not as in my presence only, but now much more in my absence, work out your own salvation with fear and trembling.” Philippians 2:12.
“Deal practically with yourself. Become conscious of your inability to fathom God. In deep humility and with a contrite heart work out your own salvation with fear and trembling. God is in earnest with you.” 18LtMs, Lt 181, 1903, par. 12.
“God has given to every man an individual responsibility… Man is not to work out any other man’s salvation. He is not to become the transcript of any man’s mind. He is required to act in his capacity according to the ability God has given him. No man, whatever his experience, whatever his position, is to feel that he accomplishes a wonderful work when he fashions and shapes the mind of any human being after his own mind, and teaches him to voice the sentiments he may express. This has been done again and again to the detriment of human beings.” 13LtMs, Ms 116, 1898, par. 6.
“The man who seeks to pattern after any man’s character will make an utter failure. Each person is to look to God for himself, to trade with conscientious fidelity upon the talents God has given him… It is in you, brother, in you; not in another for you. You are to have an individual experience. Then you will have rejoicing in yourself, and not in another.” 13LtMs, Ms 116, 1898, par. 8.
“No man can grow up to the full stature of a man for another. Each must reach his own individual measurement for himself. Each is to grow up under God’s supervision…” 13LtMs, Ms 116, 1898, par. 9.
“We fail to work out our own salvation with fear and trembling when we judge and condemn others; we manifest before the universe a spirit that will decide our destiny, and place us among the transgressors of God’s law. We show our kinship with Satan, who was an accuser of the brethren. Through his deceptive power, he ever seeks to make error appear as truth, …” RH August 16, 1892, par. 7.
***