BILA HUKUM-NYA TELAH TERTULIS DI HATI
“Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” Yeremia 31:33.
“Bila hukum-hukum-Nya telah tertulis di dalam hati, maka jiwa itu akan lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia, dan akan lebih suka untuk tidak menaati siapapun daripada menyimpang dari perintah-Nya yang paling kecil sekalipun. Umat Allah, yang telah diajar oleh ilham kebenaran, dan dituntun oleh hati nurani yang baik untuk hidup menurut setiap firman Allah, akan menerima hukum-Nya, yang tertulis di dalam hati mereka, sebagai satu-satunya otoritas yang dapat mereka akui atau setujui untuk dipatuhi. Hikmat dan otoritas hukum ilahi adalah yang tertinggi.” T09 6.3.
“Kebenaran, kekudusan, dan kesempurnaan tabiat dapat dicapai oleh setiap orang yang mau berjuang untuk itu. Ini merupakan dasar perjanjian baru Injil. Tidak ada penggantian hukum yang telah diubah. Hukum yang dibicarakan di Gunung Berkat (pada Khotbah di atas Bukit) kepada orang-orang ketika itu adalah hukum yang sama yang telah kita miliki sejak awal kehidupan. Dalam ajaran-ajaran-Nya, Kristus menunjukkan betapa luasnya asas-asas hukum yang diumumkan dari Sinai, dan Dia membuat penerapan hukum yang sama yang asas-asasnya berlaku tetap selamanya sebagai standar kebenaran yang agung, standar yang dengannya semua orang akan dihakimi pada hari besar itu ketika penghakiman akan berlangsung, dan kitab-kitab akan dibukakan…” 12LtMs, Lt 119, 1897, par. 12.
“Pada saat kedatangannya, Sang Guru akan memanggil hamba-hambanya dan membuat perhitungan dengan mereka. Perumpamaan itu tentu saja mengajarkan bahwa pekerjaan baik akan diberi pahala sesuai dengan motif yang mendorongnya; bahwa keterampilan dan kecerdasan yang digunakan dalam pelayanan kepada Allah akan terbukti berhasil, dan akan diberi pahala sesuai dengan kesetiaan hamba itu. Barangsiapa yang memiliki pandangan yang tertuju pada kemuliaan Allah akan memperoleh pahala yang paling berlimpah.”—ST, 20 November 1884. PH048 44.
“But this shall be the covenant that I will make with the house of Israel; After those days, saith the LORD, I will put my law in their inward parts, and write it in their hearts; and will be their God, and they shall be my people.” Jeremiah 31:33.
“When his laws are written in the heart, that soul will obey God rather than men, and will sooner disobey all men than deviate from the least commandment. God’s people, taught by the inspiration of truth, and led by a good conscience to live by every word of God, will take his law, written in their hearts, as the only authority they can acknowledge or consent to obey. The wisdom and authority of the divine law are supreme.” T09 6.3.
“The truth, holiness, and perfection of character are attainable to everyone who strives for it. This is made the very foundation of the new covenant of the gospel. There has been no substitution of a changed law. The law spoken of on the Mount of Blessings to the people was the same law we have had from the beginning. In His teachings Christ showed how far-reaching are the principles of the law spoken from Sinai, and He made a living application of that same law whose principles remain forever the great standard of righteousness, the standard by which all shall be judged in that great day when the judgment shall sit, and the books shall be opened…” 12LtMs, Lt 119, 1897, par. 12.
“At his coming the Master will call his servants, and reckon with them. The parable certainly teaches that good works will be rewarded according to the motive that prompted them; that skill and intellect used in the service of God will prove a success, and will be rewarded according to the fidelity of the worker. Those who have had an eye single to the glory of God will have the richest reward.”—ST, November 20, 1884. PH048 44.
***