TEMA SEMESTER: PEKERJAAN ALLAH MELALUI HAKIM-HAKIM
Pelajaran 21, Sabat 24 Mei 2025
PENGAMPUNAN DAN KERAMAHAN
“Orang yang tidak mau mengampuni berarti memutus saluran yang melaluinya ia dapat menerima belas kasihan dari Allah. Kita tidak boleh berpikir bahwa kecuali mereka yang telah menyakiti kita mengakui kesalahannya, kita dibenarkan untuk tidak mengampuni mereka. Sudah menjadi tugas mereka, tentu saja, untuk merendahkan hati mereka dengan pertobatan dan pengakuan; tetapi kita harus memiliki roh belas kasihan terhadap mereka yang telah bersalah kepada kita, baik mereka mengakui kesalahan mereka atau tidak. Betapapun parahnya mereka telah menyakiti kita, kita tidak boleh menyimpan dendam dan bersimpati kepada diri kita sendiri atas luka-luka kita; tetapi sebagaimana kita berharap untuk diampuni atas pelanggaran kita terhadap Allah, kita harus mengampuni semua orang yang telah berbuat jahat kepada kita.” —Thoughts from the Mount of Blessing, hlm 113,114.
MINGGU
1. Dosa berat apakah yang dilakukan gundik seorang Lewi? Ketika ia mengetahui perselingkuhannya, apa yang ia lakukan?
Hakim-Hakim 19:1-4 Terjadilah pada zaman itu, ketika tidak ada raja di Israel, bahwa di balik pegunungan Efraim ada seorang Lewi tinggal sebagai pendatang. Ia mengambil seorang gundik dari Betlehem-Yehuda. 2Tetapi gundiknya itu berlaku serong terhadap dia dan pergi dari padanya ke rumah ayahnya di Betlehem-Yehuda, lalu tinggal di sana empat bulan lamanya. 3Berkemaslah suaminya itu, lalu pergi menyusul perempuan itu untuk membujuk dia dan membawanya kembali; bersama-sama dia bujangnya dan sepasang keledai. Ketika perempuan muda itu membawa dia masuk ke rumah ayahnya, dan ketika ayah itu melihat dia, maka bersukacitalah ia mendapatkannya. 4Mertuanya, ayah perempuan muda itu, tidak membiarkan dia pergi, sehingga ia tinggal tiga hari lamanya pada ayah itu; mereka makan, minum dan bermalam di sana.
“Betapa seringnya kita merasa diperlakukan tidak adil, bahwa ada yang mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang kita, dan bahwa kita telah difitnah oleh orang lain. Ketika kita diuji seperti itu, kita perlu menjaga roh dan perkataan kita dengan ketat. Kita perlu memiliki kasih Kristus, agar kita tidak memelihara roh yang tidak mau mengampuni. Janganlah kita berpikir bahwa kecuali mereka yang telah menyakiti kita mengakui kesalahan mereka, kita dibenarkan untuk tidak mengampuni mereka. Kita hendaknya tidak menumpuk keluhan kita, menyimpannya dalam hati kita sampai orang yang kita anggap bersalah telah merendahkan hatinya melalui pertobatan dan pengakuan dosa…” —Sons and Daughters of God, hlm 144.
SENIN
KERAMAHAN DAN ROH KRISTEN
2. Sambutan hangat apakah yang diberikan ayah gadis itu kepada menantu laki-lakinya yang telah dikhianati, yang sedang mencari perdamaian kembali dengan perempuan itu?
Hakim-Hakim 19:8,9 Pada hari yang kelima, ketika ia bangun pagi-pagi untuk pergi, berkatalah ayah perempuan muda itu: “Mari, segarkanlah dirimu dahulu, dan tinggallah sebentar lagi, sampai matahari surut.” Lalu makanlah mereka keduanya. 9Ketika orang itu bangun untuk pergi, bersama dengan gundiknya dan bujangnya, berkatalah mertuanya, ayah perempuan muda itu, kepadanya: “Lihatlah, matahari telah mulai turun menjelang petang; baiklah tinggal bermalam, lihat, matahari hampir terbenam, tinggallah di sini bermalam dan biarlah hatimu gembira; maka besok kamu dapat bangun pagi-pagi untuk berjalan dan pulang ke rumahmu.”
“Yesus telah memberikan kepada kita suatu teladan yang jejak-Nya harus kita ikuti, dan menunjukkan belas kasihan, kasih, dan niat baik terhadap semua orang. Marilah kita menumbuhkan jiwa yang baik, jiwa yang sabar, dan kasih yang lembut dan penuh belas kasihan…. Allah senang melimpahkan berkat-Nya kepada barangsiapa yang menghormati-Nya, yang mengakui belas kasihan-Nya, dan menunjukkan bahwa mereka menghargai kasih-Nya kepada mereka dengan menunjukkan karakteristik ataupun ciri tabiat yang sama kepada orang-orang yang ada di sekitar mereka.” —Sons and Daughters of God, hlm. 144.
SELASA
3. Dimanakah orang Lewi itu bermaksud mencari tempat bermalam dalam perjalanan pulangnya?
Hakim-Hakim 19:10-12 Tetapi orang itu tidak mau tinggal bermalam; ia berkemas, lalu pergi. Demikian sampailah ia di daerah yang berhadapan dengan Yebus–itulah Yerusalem–;bersama-sama dengan dia ada sepasang keledai yang berpelana dan gundiknya juga. 11Ketika mereka dekat ke Yebus dan ketika matahari telah sangat rendah, berkatalah bujang itu kepada tuannya: “Marilah kita singgah di kota orang Yebus ini dan bermalam di situ.” 12Tetapi tuannya menjawabnya: “Kita tidak akan singgah di kota asing yang bukan kepunyaan orang Israel, tetapi kita akan berjalan terus sampai ke Gibea.”
Mazmur 1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
“Di lembaga-lembaga kita, yakni tempat dimana ada banyak orang bekerja bersama, maka pengaruh pergaulan sangatlah besar. Wajar untuk mencari persahabatan. Setiap orang akan menemukan teman atau menjadikannya teman. Dan sebanding dengan kekuatan persahabatan, akan ada sejumlah pengaruh yang akan diberikan teman-teman terhadap satu sama lain untuk kebaikan ataupun kejahatan. Semua orang akan memiliki teman, dan akan saling memengaruhi dan dipengaruhi pada gilirannya.
“Perhubungan yang mengikat hati manusia bersama-sama, sehingga perasaan, selera, dan prinsip dua pribadi menjadi berpadu erat demikian itu adalah suatu perhubungan yang sulit untuk dijelaskan secara ilmiah. Yang satu menangkap semangat ataupun roh yang satunya, dan meniru cara dan tindakan satu sama yang lain. Seperti lilin yang mempertahankan bentuk meterai, demikian pula hal-nya dengan pikiran yang mempertahankan kesan yang dihasilkan oleh suatu perhubungan dan pergaulan. Pengaruhnya mungkin tidak disadari, tetapi tidak kurang dalam kuatnya.” —Testimonies for the Church, jilid 4, hlm 587.
RABU
4. Meskipun mereka adalah orang Israel dan melihat para pengelana itu di alun-alun (tanah lapang kota), apakah yang penduduk Gibea tolak untuk lakukan?
Hakim-Hakim 19:13-15 Lagi katanya kepada bujangnya: “Marilah kita berjalan sampai ke salah satu tempat yang di sana dan bermalam di Gibea atau di Rama.” 14Lalu berjalanlah mereka melanjutkan perjalanannya, dan matahari terbenam, ketika mereka dekat Gibea kepunyaan suku Benyamin. 15Sebab itu singgahlah mereka di Gibea, lalu masuk untuk bermalam di situ, dan setelah sampai, duduklah mereka di tanah lapang kota. Tetapi tidak ada seorangpun yang mengajak mereka ke rumah untuk bermalam.
“Saya mengenal orang-orang yang berprofesi tinggi, yang hatinya begitu terkungkung dalam cinta diri dan keegoisan sehingga mereka tidak dapat menghargai apa yang saya tulis. Mereka telah memikirkan dan menjalani seluruh hidup mereka hanya untuk diri mereka sendiri. Untuk berkorban demi berbuat baik kepada orang lain, merugikan diri sendiri demi menguntungkan orang lain, adalah hal yang mustahil bagi mereka. Mereka sama sekali tidak mengerti bahwa Allah menghendaki hal ini dari mereka. Diri mereka adalah berhala mereka. Minggu, bulan, dan tahun yang berharga berlalu dalam kekekalan, tetapi mereka tidak memiliki catatan di surga tentang perbuatan baik, tentang berkorban demi kebaikan orang lain, memberi makan yang lapar, memberi pakaian kepada yang telanjang, atau menerima orang asing. Menjamu orang asing dalam suatu usaha bukanlah hal yang menyenangkan. Jika mereka tahu bahwa semua orang yang berusaha mendapatkan bagian kemurahan hati mereka adalah layak mendapatkannya, maka barulah mereka terdorong untuk melakukan sesuatu dalam hal ini. Namun, ada kebajikan dalam melakukan sesuatu. Barangkali kita dapat menjamu malaikat.” —Testimonies for the Church, Jilid 2, hlm 26.
KAMIS
KEBAIKAN SEORANG ASING
5. Siapakah di Gibea yang melihat para pengelana ini dan menaruh perhatian pada mereka?
Hakim-Hakim 19:16-19 Tetapi datanglah pada malam itu seorang tua, yang pulang dari pekerjaannya di ladang. Orang itu berasal dari pegunungan Efraim dan tinggal di Gibea sebagai pendatang, tetapi penduduk tempat itu adalah orang Benyamin. 17Ketika ia mengangkat mukanya dan melihat orang yang dalam perjalanan itu di tanah lapang kota, berkatalah orang tua itu: “Ke manakah engkau pergi dan dari manakah engkau datang?” 18Jawabnya kepadanya: “Kami sedang dalam perjalanan dari Betlehem-Yehuda ke balik pegunungan Efraim. Dari sanalah aku berasal; aku tadinya pergi ke Betlehem-Yehuda dan sekarang sedang berjalan pulang ke rumah. Tetapi tidak ada orang yang mengajak aku ke rumahnya, 19walaupun ada padaku jerami dan makanan untuk keledai kami, pula roti dan anggur untuk aku sendiri, untuk hambamu perempuan ini dan untuk bujang yang bersama-sama dengan hambamu ini; kami tidak kekurangan sesuatu.”
“’Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.’ Ibrani 13:2. Kata-kata ini tidak kehilangan kekuatannya meski waktu telah berlalu. Bapa surgawi kita masih terus menempatkan di jalan anak-anak-Nya kesempatan yang merupakan berkat yang tersembunyi; dan barangsiapa yang memanfaatkan kesempatan ini akan menemukan sukacita yang besar. ‘Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.’ Yesaya 58:10,11.” —Prophets and Kings, hlm. 132.
KAMIS
6. Bagaimana orang Israel pendatang yang tinggal di Gibea itu berinteraksi dengan para pengelana?
Hakim-Hakim 19:20,21 Lalu berkatalah orang tua itu: “Jangan kuatir! Segala yang engkau perlukan biarlah aku yang menanggung, tetapi janganlah engkau bermalam di tanah lapang kota ini.” 21Sesudah itu dibawanyalah dia masuk ke rumahnya, lalu keledai-keledai diberinya makan; maka merekapun membasuh kaki, makan dan minum.
“Kepada hamba-hamba-Nya yang setia hari ini Kristus berkata, ‘Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.’ Tidak ada satupun perbuatan kebaikan yang ditunjukkan dalam nama-Nya yang akan gagal dikenali dan diberi pahala. Dan dalam pengakuan yang lembut yang sama Kristus menyertakan bahkan yang paling lemah dan paling hina dari keluarga Allah. ‘Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.’” Matius 10:40, 42.” —Prophets and Kings, hlm. 132.
SABAT
TELADAN BAGI KITA SEKARANG INI
7. Mengapa Alkitab mencatat kejadian-kejadian seperti itu juga kejadian-kejadian yang lebih menyedihkan yang terdapat dalam Kitab Hakim-Hakim 19? Apa tujuannya untuk sekarang ini?
1 Korintus 10:5-8 Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. 6Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, 7dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” 8Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
“Allah telah memisahkan orang yang saleh bagi diri-Nya; pengabdian kepada Allah dan pemisahan dari dunia ini diperintahkan dengan jelas dan tegas baik dalam kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Ada tembok pemisah yang telah Allah dirikan antara hal-hal duniawi dan hal-hal yang telah Ia pilih dari dunia dan disucikan bagi diri-Nya. Panggilan dan tabiat umat Allah adalah bersifat khusus, prospek mereka bersifat khusus, dan kekhususan ini membedakan mereka dari semua orang lainnya. Semua umat Allah di bumi ini adalah satu tubuh, dari awal hingga akhir zaman. Mereka memiliki satu Kepala yang mengarahkan dan memerintah tubuh itu. Perintah yang sama yang diberikan kepada Israel kuno, telah diberikan kepada umat Allah yang hidup sekarang ini, untuk terpisah dari dunia. Kepala gereja yang agung itu tidak pernah berubah. Pengalaman orang Kristen pada zaman sekarang ini adalah sangat mirip dengan perjalanan umat Israel kuno dahulu kala.” —Testimonies for the Church, Jilid 1, hlm. 283, 284.
UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN
“Ada anak yatim yang harus dirawat; tetapi beberapa tidak berani melakukannya, karena hal itu akan membuat mereka bekerja lebih banyak daripada yang mereka inginkan, sehingga mereka tidak punya banyak waktu untuk menyenangkan diri mereka sendiri. Namun, ketika Raja melakukan penyelidikan, jiwa-jiwa yang tidak melakukan apa-apa, tidak bermoral, dan egois ini akan belajar bahwa surga adalah diperuntukkan bagi barangsiapa yang telah bekerja, yakni bagi barangsiapa yang telah menyangkal diri mereka demi Kristus. Tidak ada persediaan yang dibuat bagi orang-orang yang telah memberikan perhatian khusus dalam mengasihi dan menjaga hanya diri mereka sendiri. Hukuman yang mengerikan yang diancamkan Raja kepada mereka yang berada di sebelah kiri-Nya, dalam kasus ini, bukanlah karena kejahatan besar mereka. Mereka tidak dihukum atas hal-hal yang telah mereka lakukan, tetapi atas apa yang tidak mereka lakukan. Engkau tidak melakukan hal-hal yang ditugaskan Surga untuk engkau lakukan. Engkau hanya menyenangkan diri sendiri, dan dapat mengambil bagianmu dengan orang-orang yang juga suka menyenangkan diri sendiri.” —Testimonies for the Church, Jilid 2, hlm 27.