BILA BERMEGAH KARENA ALLAH
“Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” Yeremia 9:23-24.
“Kata-kata Firman yang berharga ini diucapkan kepada barangsiapa yang telah memperoleh iman yang sama berharganya dengan kita melalui kebenaran Allah dan Juruselamat kita Yesus Kristus. Untuk menyadari kebesaran janji itu, kita harus mengetahui, melalui pengetahuan pengalaman hidup kita sendiri, tentang Dia yang berada di balik janji itu.” SpTA05 15.15.
“Manusia tidak boleh bermegah karena kebijaksanaan, kekuatan, atau kekayaan mereka, tetapi dalam kenyataan bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang Kristus. Pengetahuan ini adalah yang paling unggul, yang paling berharga, dan yang dapat kita miliki. Itu adalah janji kehidupan kekal.” RH 15 Maret 1887, par. 2.
“Tidak seorang pun, tanpa bantuan ilahi, dapat memperoleh pengetahuan tentang Allah ini.” 5T 737.2.
“Sekedar tanda lahiriah tidaklah ada nilainya bagi Allah, jika hati, pikiran, dan kekuatan tidak dipersembahkan kepada-Nya. Jika ini malah digunakan untuk meninggikan dan mengutamakan diri sendiri, maka semua klaim atas hikmat yang lebih tinggi akan menjadi tidak berarti di mata-Nya. Meskipun mereka mengaku sebagai anak-anak Allah, … karena hati yang tidak diberikan kepada Allah tidaklah bersih; hati itu penuh dengan keegoisan, kenajisan, kesombongan, dan tipu daya.” 13LtMs, Ms 29, 1898, par. 13.
“Allah bekerja dengan cara-Nya sendiri, agar manusia tidak meninggikan diri mereka sendiri dalam kesombongan pengetahuan ataupun kemampuan, dan mengambil pujian dan kemuliaan bagi diri mereka sendiri. Allah ingin agar setiap manusia mengerti bahwa segala kemampuan dan karunia yang ada pada-nya adalah berasal dari Allah … Pekerjaan manusia adalah menaati suara Allah. Siapa pun yang memiliki hubungan dengan pekerjaan dan tujuan Allah, harus terus-menerus berada di bawah disiplin Allah.” RH 12 Mei 1896, par. 1.
“Thus saith the LORD, Let not the wise man glory in his wisdom, neither let the mighty man glory in his might, let not the rich man glory in his riches: But let him that glorieth glory in this, that he understandeth and knoweth me, that I am the LORD which exercise lovingkindness, judgment, and righteousness, in the earth: for in these things I delight, saith the LORD.” Jeremiah 9:23-24.
“These precious words are spoken to those who have obtained like precious faith with us through the righteousness of God and our Saviour Jesus Christ. In order to realize the greatness of the promise, we must know, by experimental knowledge, who is back of the promise.” SpTA05 15.15.
“Men are not to rejoice in their wisdom, their strength, or their riches, but in the fact that they have a knowledge of Christ. This knowledge is the most excellent, the most precious, that we can possess. It is the pledge of everlasting life.” RH March 15, 1887, par. 2.
“No man, without divine aid, can attain to this knowledge of God.” 5T 737.2.
“The outward sign is of no value with God, if the heart and mind and strength are not devoted to Him. If these are used to exalt and favor self, all claims to superior wisdom will be as nothingness in His sight. Notwithstanding their claims to be children of God, … for the heart not given to God is not clean; it is full of selfishness, impurity, pride, and deceit.” 13LtMs, Ms 29, 1898, par. 13.
“The Lord works in his own way, in order that men shall not lift themselves up in pride of intellect, and take the credit and the glory to themselves. The Lord would have every human being understand that his capabilities and endowments are from the Lord. … The work of men is to obey the voice of God. Whoever has a connection with the work and cause of God, is to be continually under the discipline of God.” RH May 12, 1896, par. 1.
***
IMS Indonesia 