BILA PERKATAAN-NYA MENJADI PERKATAAN KITA
“Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: “Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.” Yeremia 1:9.
“…Tuhan mengulurkan tangan-Nya, dan menyentuh mulut hamba-Nya … Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas dorongan ini.” 18LtMs, Ms 24, 1903, par. 12.
“Dan Dia meminta kita untuk maju untuk mengucapkan kata-kata yang Dia berikan kepada kita, dengan merasakan sentuhan-Nya yang kudus pada bibir kita.” AA 599.2.
“Persahabatan yang paling dekat dan paling luhur dari semua persahabatan adalah keikutsertaan dengan Kristus dalam pekerjaan-Nya untuk mengangkat derajat manusia. Kita tidak boleh maju dengan kekuatan kita sendiri. Bukan pada kemampuan kita sendiri, tetapi pada hikmat Tuhan yang harus kita percayai. Kita harus mengucapkan kata-kata yang Tuhan berikan kepada kita, merasakan sentuhan-Nya yang kudus pada bibir kita.” 18LtMs, Ms 24, 1903, par. 13.
“Then the LORD put forth his hand, and touched my mouth. And the LORD said unto me, Behold, I have put my words in thy mouth.” Jeremiah 1:9.
“…the Lord put forth His hand, and touched His servant’s mouth … Let us thank God for such encouragement.” 18LtMs, Ms 24, 1903, par. 12.
“And He bids us go forth to speak the words He gives us, feeling His holy touch upon our lips.” AA 599.2.
“The closest and most lofty of all friendship is participation with Christ in His work for the uplifting of humanity. We are not to go forth in our own strength. Not in our own ability, but in the wisdom of God are we to trust. We are to speak the words that God gives us, feeling His holy touch upon our lips.” 18LtMs, Ms 24, 1903, par. 13.***