Renungan Pagi 27 Juni 2025

PELAJARAN TENTANG BERBAHAGIANYA YANG PERCAYA

Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Yohanes 20:27-29.

“Itu mengesankan kita, bukan? Jadi, ketika kita membaca hal-hal yang berharga ini, kita pun perlu tahu bahwa jika kita percaya kepada Yesus Kristus, kita tahu bahwa kata-kata yang berharga ini dan kedamaian yang telah Ia nyatakan kepada para pengikut-Nya adalah untuk barangsiapa yang percaya juga kepada perkataan para pengikut-Nya. Sekarang engkau lihat betapa bergantungnya kita kepada perkataan para pengikut-Nya. Baik dunia maupun kita semua, kita saat ini tidak dapat memiliki hak istimewa untuk meletakkan jari-jari kita ke lambung-Nya dan melihat tanda-tanda penyaliban di tangan-Nya, tetapi kita percaya akan kesaksian itu, dan Allah menghargai kepercayaan itu kepada kita dan berkat-Nya akan turun atas kita.” 19LtMs, Ms 155, 1904, par. 17.

“Banyak orang yang ragu-ragu memaafkan diri mereka sendiri dengan mengatakan bahwa jika mereka memiliki bukti yang dimiliki Thomas dari teman-temannya, barulah mereka akan percaya. Mereka tidak menyadari bahwa mereka tidak hanya telah memiliki bukti itu, tetapi bahkan telah lebih dari itu. Banyak orang yang, seperti Thomas, yang menunggu semua penyebab keraguan disingkirkan, tidak akan pernah mewujudkan keinginan mereka ini. Mereka secara bertahap malah menjadi semakin tidak percaya. Mereka yang mendidik diri mereka sendiri untuk melihat sisi gelap, dan menggerutu serta mengeluh, tidak tahu apa yang mereka lakukan. Mereka menabur benih keragu-raguan, dan mereka akan menuai panen keragu-raguan. Pada saat iman dan keyakinan sangat penting, banyak orang akan mendapati diri mereka tidak berdaya untuk berharap dan percaya.” DA 807.5.

“Dalam perlakuan-Nya terhadap Tomas, Yesus memberikan pelajaran bagi para pengikut-Nya. Teladan-Nya menunjukkan bagaimana kita harus memperlakukan mereka yang imannya lemah, dan yang menunjukkan keraguan mereka. Yesus tidak membanjiri Tomas dengan celaan, dan Dia juga tidak terlibat dalam perdebatan dengannya. Dia justru menyatakan Diri-Nya kepada orang yang ragu. Tomas sangat tidak masuk akal dalam mendiktekan syarat-syarat imannya, tetapi Yesus, dengan kasih dan pertimbangan-Nya yang murah hati, meruntuhkan semua penghalang. Ketidakpercayaan jarang dapat diatasi dengan perdebatan. Sebaliknya, ketidakpercayaan itu malah digunakan untuk membela diri, dan menemukan dukungan dan alasan baru. Tetapi biarlah Yesus, dalam kasih dan belas kasihan-Nya, dinyatakan sebagai Juruselamat yang tersalib, dan dari banyak bibir yang tadinya tidak mau, akan turut terdengar pengakuan Tomas, “Tuhanku dan Allahku.” DA 808.1.

Then saith he to Thomas, Reach hither thy finger, and behold my hands; and reach hither thy hand, and thrust it into my side: and be not faithless, but believing. And Thomas answered and said unto him, My Lord and my God. Jesus saith unto him, Thomas, because thou hast seen me, thou hast believed: blessed are they that have not seen, and yet have believed.” John 20:27-29.

“That impresses us, doesn’t it? So we want when we read these precious things to know that if we believe in Jesus Christ, to know that these precious words and the peace that He has pronounced upon His disciples are for them that believe on the word of the disciples. Now you see how dependent we are upon the word of the disciples. Neither the world nor any of us, we could not have the privilege of putting our fingers into His side and of beholding the marks of the crucifixion in His hands, but we believe the testimony, and God credits us with that belief and His blessing will rest upon us.” 19LtMs, Ms 155, 1904, par. 17.

“Many who are given to doubt excuse themselves by saying that if they had the evidence which Thomas had from his companions, they would believe. They do not realize that they have not only that evidence, but much more. Many who, like Thomas, wait for all cause of doubt to be removed, will never realize their desire. They gradually become confirmed in unbelief. Those who educate themselves to look on the dark side, and murmur and complain, know not what they do. They are sowing the seeds of doubt, and they will have a harvest of doubt to reap. At a time when faith and confidence are most essential, many will thus find themselves powerless to hope and believe.” DA 807.5.

“In His treatment of Thomas, Jesus gave a lesson for His followers. His example shows how we should treat those whose faith is weak, and who make their doubts prominent. Jesus did not overwhelm Thomas with reproach, nor did He enter into controversy with him. He revealed Himself to the doubting one. Thomas had been most unreasonable in dictating the conditions of his faith, but Jesus, by His generous love and consideration, broke down all the barriers. Unbelief is seldom overcome by controversy. It is rather put upon self-defense, and finds new support and excuse. But let Jesus, in His love and mercy, be revealed as the crucified Saviour, and from many once unwilling lips will be heard the acknowledgment of Thomas, “My Lord and my God.” DA 808.1.***