TEMA SEMESTER: PARA NABI BERBICARA (BAGIAN 1: YESAYA & YEREMIA)
Persembahan Sekolah Sabat Istimewa untuk DAERAH HONDURAS
Berikanlah persembahanmu dari hatimu, karena Tuhan telah memberkatimu!
NABI YESAYA
“Allah berbicara kepada kita melalui firman-Nya. Dalam firman-Nya kita melihat dengan lebih jelas pernyataan tentang tabiat-Nya, tentang hubungan-Nya dengan manusia, dan tentang pekerjaan penebusan yang agung. Di sini terbuka di hadapan kita sejarah para bapa bangsa dan nabi serta orang-orang kudus lainnya di masa lampau. Mereka adalah orang-orang yang merupakan ‘manusia biasa (yang tunduk pada hawa nafsu) yang sama seperti kita.’ Yakobus 5:17. Kita melihat bagaimana mereka berjuang melewati keputusasaan seperti kita, dan bagaimana mereka jatuh di bawah penggodaan sebagaimana yang kita alami juga, namun tetap bersemangat bangkit kembali dan menang melalui kasih karunia Allah; dan, lihatlah, kita pun didorong dalam perjuangan kita untuk mencapai kebenaran. Sewaktu kita membaca tentang pengalaman-pengalaman berharga yang diberikan kepada mereka, tentang terang dan kasih serta berkat yang dapat mereka nikmati, dan tentang pekerjaan yang mereka lakukan melalui kasih karunia yang diberikan kepada mereka, maka roh yang mengilhami mereka akan menyalakan api semangat yang kudus di dalam hati kita dan membangkitkan kerinduan untuk menjadi seperti mereka dalam tabiat—dan menjadi seperti mereka untuk berjalan bersama Allah.” —Steps to Christ, hlm. 87.
MINGGU
SUATU PENGLIHATAN TENTANG TAKHTA ALLAH
1. Apakah yang nabi Yesaya lihat dalam suatu penglihatan?
Yesaya 6:1-4 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. 2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. 3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” 4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.
“… Pikiran-pikiran … berkerumun di benak Yesaya saat ia berdiri di bawah serambi bait suci. Tiba-tiba gerbang dan tirai bagian dalam bait suci tampak terangkat atau ditarik ke atas, dan ia diizinkan untuk menatap ke dalam, ke tempat yang maha kudus, di mana bahkan kaki sang nabi tidak dapat masuk. Di hadapannya muncul sebuah penglihatan tentang Allah yang duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, sementara ujung kemuliaan-Nya memenuhi bait suci. Di setiap sisi takhta itu melayang-layang para serafim, wajah mereka terselubung dalam pemujaan, saat mereka melayani di hadapan Pencipta mereka dan bersatu dalam seruan khidmat, ‘Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam: seluruh bumi penuh dengan kemuliaan-Nya,’ sampai tiang dan pilar serta gerbang kayu aras tampak terguncang oleh suara itu, dan rumah itupun dipenuhi dengan semerbak pujian mereka. Yesaya 6:3.” —Prophets and Kings, hlm. 307.
SENIN
2. Bagaimanakah perasaannya setelah melihat penglihatan itu?
Yesaya 6:5 Lalu kataku: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.”
“Ketika Yesaya melihat pernyataan tentang kemuliaan dan keagungan Tuhannya, ia pun diliputi oleh rasa akan kemurnian dan kekudusan Tuhan. Yang terasa betapa tajamnya kontras antara kesempurnaan Penciptanya yang tak tertandingi, dengan jalan hidup penuh dosa dari umat manusia yang, bersama dirinya, telah lama terhitung di antara umat pilihan Israel dan Yehuda! … Berdiri, seolah-olah, dalam terang penuh kehadiran ilahi di dalam tempat yang kudus bagian dalam, ia pun menyadari bahwa jika terus dibiarkan pada ketidaksempurnaan dan ketidakmampuannya sendiri, maka ia sama sekali tidak akan mampu menyelesaikan misi yang telah memanggilnya itu.” —Prophets and Kings, hlm. 307.
SELASA
3. Siapakah yang datang menolong nabi ketika ia melihat ketidaklayakannya? Apakah yang terjadi ketika seseorang merasa tidak layak?
Yesaya 6:6, 7 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. 7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.”
“Dalam memandang Tuhannya, sang nabi, sebagaimana Saulus dari Tarsus di gerbang Damaskus, bukan hanya diberi pandangan tentang ketidaklayakannya sendiri; namun juga telah datang ke dalam hatinya yang rendah hati keyakinan akan pengampunan, yang sempurna dan cuma-cuma; dan ia telah bangkit sebagai orang yang diubahkan. Ia telah melihat Tuhannya. Ia telah melihat sekilas keindahan tabiat ilahi. Ia dapat bersaksi tentang perubahan yang terjadi melalui memandang pada Kasih yang Tak Terbatas.” —Prophets and Kings, hlm. 314.
RABU
PANGGILAN YANG TIDAK DAPAT DICABUT KEMBALI
4. Panggilan apakah yang didengar nabi Yesaya, dan bagaimana ia menanggapinya? Apakah ciri-ciri panggilan Allah?
Yesaya 6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!”
Roma 11:29 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
“Tetapi seorang dari pada Serafim telah dikirim untuk membebaskannya dari kesusahan hatinya dan mempersiapkannya untuk misi besarnya. Bara api dari altar diletakkan di bibirnya, dengan kata-kata, ‘Lihat, ini telah menyentuh bibirmu; maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah disucikan.’” —Prophets and Kings, hlm. 307.
KAMIS
5. Mengapa Allah meminta Yesaya menulis tentang putranya Maher-Shalal-Hash-Bas pada gulungan besar?
Yesaya 8:1-4 Berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Ambillah sebuah batu tulis besar dan tuliskanlah di atasnya dengan tulisan biasa: Maher-Syalal Hash-Bas.” 2 Maka aku memanggil dua saksi yang dapat dipercaya, yaitu imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya. 3 Kemudian aku menghampiri isteriku; ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas, 4 sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur.”
“Pada saat Hizkia naik takhta di Yehuda, orang Asyur telah menawan sejumlah besar anak-anak Israel dari kerajaan utara; dan beberapa tahun setelah ia mulai memerintah, dan sementara ia masih memperkuat pertahanan Yerusalem, orang Asyur mengepung dan merebut Samaria dan menyerakkan sepuluh suku di antara banyak provinsi di wilayah kekuasaan Asyur. Perbatasan Yehuda hanya beberapa mil jauhnya, dengan Yerusalem kurang dari lima puluh mil jauhnya; dan harta rampasan yang melimpah yang dapat ditemukan di dalam bait suci akan menggoda musuh untuk kembali.” —Prophets and Kings, hlm. 351.
JUMAT
SUATU TANDA DARI ALLAH
6. Pekabaran apakah yang diterima Nabi Yesaya dari Allah untuk Raja Ahas?
Yesaya 7:1-8 Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya. 2 Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: “Aram telah berkemah di wilayah Efraim,” maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin. 3 Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: “Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu, 4 dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya. 5 Oleh karena Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata: 6 Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya, kemudian mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya, 7 maka beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak akan sampai hal itu, dan tidak akan terjadi, 8 sebab Damsyik ialah ibu kota Aram, dan Rezin ialah kepala Damsyik. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi.
“Dalam krisis ini firman Allah datang kepada Yesaya, memerintahkan dia untuk menemui raja yang gemetar itu …. Karena Siria (Aram), Efraim, dan anak Remalya telah mengambil rencana jahat terhadapmu, dengan mengatakan, Marilah kita maju menyerang Yehuda, dan menakut-nakutinya serta merebutnya, kemudian mengangkatanak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya:… Beginilah firman Tuhan Allah, Tidak akan sampai hal itu, dan itu tidak akan terjadi.’ Nabi itu menyatakan bahwa kerajaan Israel, dan juga Aram, akan segera berakhir. ‘Jika kamu tidak percaya,’ ia menyimpulkan, ‘sungguh kamu tidak teguh berdiri (teguh jaya).’ Ayat 4-7, 9.” —Prophets and Kings, hlm. 328, 329.
SABAT
7. Nubuatan tentang Mesias apakah yang diterima Raja Ahas sebagai tanda dari Allah?
Yesaya 7:10-16 TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: 11 “Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas.” 12 Tetapi Ahas menjawab: “Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN.” 13 Lalu berkatalah nabi Yesaya: “Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? 14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. 15 Ia akan makan dadih dan madu sampai ia tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, 16 sebab sebelum anak itu tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang kedua rajanya engkau takuti akan ditinggalkan kosong.
“Kita tidak dapat memahami bagaimana Kristus menjelma menjadi seorang bayi kecil yang tidak berdaya. Ia dapat saja datang ke bumi dengan keelokan yang sedemikian rupa sehingga Ia nampak tidak seperti anak-anak manusia pada umumnya. Wajah-Nya dapat saja hadir dengan bersinar terang, dan bentuk-Nya dapat saja tinggi semampai dan rupawan. Ia dapat juga datang dengan cara yang memikat orang-orang yang memandang-Nya; tetapi ini bukanlah cara yang direncanakan Allah untuk kedatangan-Nya ketika itu di antara anak-anak manusia.
“Ia harus menjadi seperti mereka yang termasuk dalam keluarga manusia dan dari suku Yahudi. Penampilan-Nya harus seperti manusia lainnya, dan Ia tidak boleh memiliki keelokan pribadi yang khusus yang membuat orang-orang menunjukkan-Nya sebagai sesuatu yang berbeda dari yang lain. Ia harus datang sebagai salah satu bagian dari keluarga manusia, dan tampil sebagai manusia di hadapan surga dan bumi. Ia datang untuk menggantikan manusia, untuk menyerahkan diri-Nya atas nama manusia, untuk membayar hutang yang dimiliki orang-orang berdosa. Ia harus menjalani kehidupan yang dikuduskan di bumi, dan menunjukkan bahwa Setan telah mengatakan kebohongan ketika ia mengklaim bahwa keluarga manusia adalah miliknya selamanya, dan bahwa Allah tidak dapat mengambil kembali manusia dari tangannya.” —Lift Him Up, hlm. 75.
UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN
“Pemerintahan Uzia hampir berakhir, dan Yotam sudah menanggung banyak beban negara, ketika Yesaya, dari garis keturunan kerajaan, dipanggil, saat ia masih muda, untuk menjalankan misi kenabian. Masa-masa ketika Yesaya harus bekerja keras penuh dengan bahaya yang luar biasa bagi umat Allah. Nabi itu harus menyaksikan penyerbuan Yehuda oleh gabungan tentara Israel utara dan bangsa Aram (Siria); ia harus melihat pasukan Asyur berkemah di depan kota-kota utama kerajaan itu. Selama masa hidupnya, Samaria akan jatuh, dan sepuluh suku Israel akan terserak di antara bangsa-bangsa lain. Yehuda berulang kali diserang oleh tentara Asyur, dan Yerusalem akan mengalami pengepungan yang akan mengakibatkan kejatuhannya jika saja Allah tidak campur tangan secara ajaib. Bahaya yang sangat besar sudah mengancam kedamaian kerajaan selatan. Perlindungan ilahi sedang dicabut, dan pasukan Asyur akan segera menyebar ke seluruh negeri Yehuda.”—Prophets and Kings, hlm. 305.