Renungan Petang 9 Juli 2025

PERLUNYA BERDOA BAGI DIRI KITA

Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” Mazmur 51:19 (TB)

“Oh, berdoalah untuk diri kita sendiri, … Kita perlu berdoa dengan roh yang berbeda dari yang biasa kita doakan sebelumnya. Kita perlu berdoa dengan hati yang hancur dan remuk, agar Allah belum menghukum umat-Nya karena mereka meninggalkan-Nya dan percaya kepada tangan manusia yang tidak dapat menyelamatkan. Oh, kiranya kita dapat melihat dari jauh, dan memahami kebenaran agung tentang arti Kekristenan. Kita telah kehilangan kasih mula-mula kita. Kita sekarang perlu mempelajari ilmu iman. Kita perlu mencari Allah selagi Dia masih dapat ditemukan. Para hamba-Nya perlu berseru di antara serambi dan mezbah, karena, hingga saat ini, banyak orang yang seharusnya menjadi penjaga yang setia malah sedang terbungkus dalam gagasan mereka sendiri yang terbatas, dan hanya sebagian saja dalam mempercayai Firman Allah, yang adalah pekabaran yang menguji untuk zaman sekarang ini.” 13LtMs, Ms 75, 1898, par. 39.

The sacrifices of God are a broken spirit: a broken and a contrite heart, O God, thou wilt not despise.” Psalms 51:17 (KJV)

“Oh, pray for yourselves, … You need to pray with a different spirit than you have prayed in the past. You need to pray with a broken and contrite heart, that the Lord may not visit his people with judgments because of their forsaking him and trusting to an arm of flesh that cannot save. Oh that you could see afar off, and understand the great truth of what Christianity means. You have lost your first love. You need now to learn the science of faith. You need to seek the Lord while He may be found. Ministers need to weep between the porch and the altar, for, as yet, many who might be faithful watchmen are wrapped up in their own finite ideas, and only partially believe the Word of God, the testing message for this time.” 13LtMs, Ms 75, 1898, par. 39.***