Renungan Pagi 18 Juli 2025

BERSANDAR PADA ALLAH DALAM SEGALA HAL

Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya, dan mengawasi jalan-jalannya.” Ayub 24:23.

“Kita sedang hidup di masa yang penuh arti penting bagi setiap orang. Terang sedang bersinar terang dan tetap di sekitar kita. Jika terang ini diterima dan dihargai, maka itu akan menjadi berkat bagi kita dan orang lain; tetapi jika kita mengandalkan kebijaksanaan dan kekuatan kita sendiri, atau kebijaksanaan dan kekuatan sesama kita, maka itu akan berubah menjadi racun. Dalam perjuangan untuk hidup kekal, kita tidak dapat bersandar pada satu sama lain sesama kita manusia. Roti kehidupan harus dimakan oleh setiap orang. Secara pribadi kita harus mengambilnya, agar jiwa, tubuh, dan pikiran dapat dihidupkan kembali dan dikuatkan oleh kuasa pengubahnya, sehingga dapat menjadi bersesuaian dengan pikiran dan tabiat Yesus Kristus. Allah harus dijadikan yang pertama, terakhir, dan terbaik dalam segala hal.” 11LtMs, Lt 77, 1896, par. 35.

Though it be given him to be in safety, whereon he resteth; yet his eyes are upon their ways.” Job 24:23.

“We are living in times full of importance to each one. Light is shining in clear, steady rays around us. If this light is received and appreciated, it will be a blessing to us and to others; but if we trust in our own wisdom and strength, or in the wisdom and strength of our fellow men, it will be turned into a poison. In the struggle for eternal life, we cannot lean upon one another. The bread of life must be eaten by each one. Individually we must partake of it, that soul, body, and mind, may be revived and strengthened by its transforming power, thus becoming assimilated to the mind and character of Jesus Christ. God must be made first and last and best in everything.” 11LtMs, Lt 77, 1896, par. 35.***