TEMA SEMESTER: PARA NABI BERBICARA (BAGIAN 1: YESAYA & YEREMIA)
Pelajaran 4, Sabat 26 Juli 2025
MUSUH-MUSUH YANG ADA DI SEKITAR
“Seandainya saja Ahas dan para pemimpin kerajaannya benar-benar menjadi hamba Yang Mahatinggi, maka mereka tidak akan takut terhadap persekutuan yang tidak wajar sebagaimana yang telah dibentuk untuk melawan mereka. Namun, pelanggaran yang berulang-ulang telah melemahkan kekuatan mereka. Dilanda ketakutan yang tak terlukiskan akan hukuman balasan dari Allah yang telah mereka singgung, maka hati raja ‘dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin.’ Yesaya 7:2.” —Prophets and Kings, hlm. 328.
MINGGU
TENTANG ARAM DAN PEKABARAN YESAYA UNTUK AHAS
1. Situasi politik dan militer apakah yang ketika itu sedang dihadapi kerajaan Yehuda?
Yesaya 7:1, 2 Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya. 2Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: “Aram telah berkemah di wilayah Efraim,” maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin.
“Perbuatan Ahas yang menyembah berhala, di hadapan seruan sungguh-sungguh dari para nabi, hanya dapat menghasilkan satu hasil. ‘Murka Tuhan menimpa Yehuda dan Yerusalem, dan Dia … membuat mereka menjadi kengerian, kedahsyatan dan sasaran suitan seperti yang kamu lihat dengan matamu sendiri.’ 2 Tawarikh 29:8. Kerajaan itu mengalami kemunduran yang cepat, dan keberadaannya segera terancam oleh pasukan penyerbu. ‘Rezin raja Aram (Siria) dan Pekah bin Remalya raja Israel memerangi Yerusalem, dan mereka mengepung Ahas.’ 2 Raja-raja 16:5.” —Prophets and Kings, hlm. 327.
SENIN
2. Pekabaran penting apakah yang disampaikan Nabi Yesaya kepada Raja Ahas tentang ancaman penyerangan kerajaan Israel dan Aram? Tanda apakah yang diberikan Allah untuk meneguhkan firman-Nya?
Yesaya 7:3-11 Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: “Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu; 4dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya. 5Oleh karena Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata, 6Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya, kemudian mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya: 7maka beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak akan sampai hal itu, dan tidak akan terjadi. 8sebab Damsyik ialah ibu kota Aram, dan Rezin ialah kepala Damsyik. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi. 9Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya. 10TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya, 11“Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas.”
“Nabi menyatakan bahwa kerajaan Israel, dan juga Aram (Siria), akan segera berakhir. ‘Jika kamu tidak percaya,’ simpulnya, ‘sungguh kamu tidak teguh jaya (tidak akan diteguhkan).’ Ayat 9.” —Prophets and Kings, hlm. 329.
SELASA
KEGAGALAN YEHUDA
3. Apakah arti penting pertanda perempuan muda (perawan) yang disebutkan dalam Yesaya 7:14? Bagaimanakah nubuat ini telah digenapi dalam Kitab Perjanjian Baru?
Yesaya 7:12-17 Tetapi Ahas menjawab: “Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN.” 13Lalu berkatalah nabi Yesaya: “Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? 14Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. 15Ia akan makan dadih dan madu sampai ia tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik. 16sebab sebelum anak itu tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang kedua rajanya engkau takuti akan ditinggalkan kosong. 17TUHAN akan mendatangkan atasmu dan atas rakyatmu dan atas kaum keluargamu hari-hari seperti yang belum pernah datang sejak Efraim menjauhkan diri dari Yehuda–yakni raja Asyur.
“Kedatangan Juruselamat telah dinubuatkan di Eden. Ketika Adam dan Hawa pertama kali mendengar janji itu, mereka menantikan penggenapannya yang segera. Mereka dengan gembira menyambut putra sulung mereka, berharap bahwa dialah Sang Pembebas yang dimaksudkan. Namun penggenapan janji itu masih tertunda. Mereka yang pertama kali menerimanya meninggal tanpa penglihatan. Sejak zaman Henokh janji itu kembali diulangi melalui para bapa leluhur dan para nabi, yang tetap menghidupkan pengharapan akan kedatangan-Nya, namun Dia belum datang juga. Nubuat Daniel menyatakan waktu kedatangan-Nya, tetapi tidak semua orang menafsirkan pekabaran itu dengan tepat. Abad demi abad berlalu; suara para nabi pun terhenti. Tangan penindas itu menekan Israel, dan banyak orang siap berseru dengan sindiran ini, ‘Sudah lama berselang, tetapi (tak) satu penglihatanpun (yang) jadi?’ Yehezkiel 12:22.” –The Desire of Ages, hlm. 31.
RABU
4. Bagaimana Yesaya menggambarkan penghakiman Allah terhadap Asyur?
Yesaya 8:7-10 sebab itu, sesungguhnya, Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar, meluap-luap atas mereka, yaitu raja Asyur dengan segala kemuliaannya; air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya: 8serta menerobos masuk ke Yehuda, ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya Imanuel! 9Ketahuilah, hai bangsa-bangsa, dan terkejutlah, perhatikanlah, ya segala pelosok bumi, berikatpingganglah, dan terkejutlah; berikatpingganglah dan terkejutlah! 10Buatlah rancangan, tetapi akan gagal juga; ambillah keputusan, tetapi tidak terlaksana juga, sebab Allah menyertai kami!
“Kesombongan Asyur dan kejatuhannya akan menjadi pelajaran bagi akhir zaman. Mengenai bangsa-bangsa di bumi saat ini yang dengan kesombongan dan keangkuhan malah sedang menentang Dia, Allah bertanya, ‘Dengan siapakah engkau dapat disamakan di antara pohon-pohon di taman Eden dalam hal kemuliaan dan kebesaran? (Namun) engkau akan diturunkan ke bumi yang paling bawah.’ (Yehezkiel 31:18).” —Prophets and Kings, hlm. 365, 366.
KAMIS
5. Apakah peringatan Yesaya tentang persekutuan (persepakatan) Israel dengan Asyur? Bagaimana hal itu telah mempengaruhi kepercayaan orang-orang kepada Allah?
Yesaya 8:11-15 Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku, ketika tangan-Nya menguasai aku, dan ketika Ia memperingatkan aku, supaya jangan mengikuti tingkah laku bangsa ini: 12“Jangan sebut persepakatan segala apa yang disebut bangsa ini persepakatan, dan apa yang mereka takuti janganlah kamu takuti dan janganlah gentar melihatnya. 13Tetapi TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepada-Nyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar. 14Ia akan menjadi tempat kudus, tetapi juga menjadi batu sentuhan dan batu sandungan bagi kedua kaum Israel itu, serta menjadi jerat dan perangkap bagi penduduk Yerusalem. 15Dan banyak di antara mereka akan tersandung, jatuh dan luka parah, tertangkap dan tertawan.”
“Alangkah baiknya keadaan kerajaan Yehuda seandainya saja Ahas mau menerima pekabaran ini sebagaimana ini memang berasal dari surga. Namun, ia malah memilih untuk bersandar pada tangan manusia, dan mencari bantuan dari orang-orang kafir. Dalam keputusasaan, ia mengirim pesan kepada Tiglat-Pileser, raja Asyur: ‘Aku ini hambamu dan anakmu. Majulah dan selamatkanlah aku dari tangan raja Aram dan dari tangan raja Israel, yang telah bangkit menyerang aku.’ 2 Raja-raja 16:7. Permintaan itu disertai dengan hadiah yang melimpah dari perbendaharaan raja dan dari gudang Bait Suci. “Bantuan yang diminta dikirim, dan Raja Ahas diberi bantuan sementara, tetapi betapa mahalnya bagi Yehuda! Upeti yang ditawarkan membangkitkan keserakahan Asyur, dan bangsa yang pengkhianat itu malah kemudian segera mengancam akan mengepung dan menghancurkan Yehuda.” —Prophets and Kings, hlm. 329.
JUMAT
KEJATUHAN PARA PENJAJAH
6. Apakah yang dinubuatkan Yesaya mengenai kekalahan dan kejatuhan para penjajah? Pekabaran apakah yang ia sampaikan mengenai kedaulatan dan keadilan Allah pada saat tersebut?
Yesaya 9:3, 4 (4,5 KJV); 10:5, 6, 12 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. 4Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api…. 10:5Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat amarah-Ku! 6Aku akan menyuruhnya terhadap bangsa yang murtad, dan Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murka-Ku, untuk melakukan perampasan dan penjarahan, dan untuk menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan…. 12Tetapi apabila Tuhan telah menyelesaikan segala pekerjaan-Nya di gunung Sion dan di Yerusalem, maka Ia akan menghukum perbuatan ketinggian hati raja Asyur dan sikapnya yang angkuh sombong.
“Orang Asyur yang sombong, meskipun memang sempat dipakai oleh Allah untuk sementara waktu sebagai tongkat kemarahan-Nya untuk menghukum bangsa-bangsa, tidaklah selalu menang….
“Dalam pekabaran nubuatan lain, yang diberikan ‘dalam tahun matinya raja Ahas,’ sang nabi telah menyatakan: ‘TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya: ‘Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: Aku akan membinasakan orang Asyur dalam negeri-Ku dan menginjak-injak mereka di atas gunung-Ku; kuk yang diletakkan mereka atas umat-Ku akan terbuang dan demikian juga beban yang ditimpakan mereka atas bahunya.’ Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa. TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?’ (Yesaya 14:28, 24-27).” —Prophets and Kings, hlm. 349, 350.
SABAT
PEMBEBASAN
7. Bagaimana Yesaya menggambarkan pembebasan umat Allah dari penindasan penjajah, dan dari dosa? Hubungan apakah yang dapat dilihat antara pembebasan ini dengan janji kedatangan pertama Mesias?
Yesaya 9:3, 4 (4, 5 KJV); 10:27; 9:6, 7 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. 4Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api…. 10:27 Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap.…. 9:6 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 7 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
“Allah orang Ibrani telah menang atas orang Asyur yang sombong. Kehormatan Allah pun ditegakkan kebenaran-Nya di mata bangsa-bangsa di sekitarnya. Di Yerusalem, hati orang-orang dipenuhi dengan sukacita yang kudus. Permohonan mereka yang sungguh-sungguh untuk pembebasan telah bercampur dengan pengakuan dosa dan banyak air mata. Dalam kebutuhan mereka yang besar, mereka telah sepenuhnya percaya pada kuasa Allah untuk menyelamatkan, dan Dia pun tidak mengecewakan mereka.” —Prophets and Kings, hlm. 361.
“Hendaknya jemaat dan segenap dunia memandang pada Penebus mereka. Biarlah setiap suara berseru bersama Yohanes: ‘Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.’ (Yohanes 1:29).” —Testimonies for the Church, jilid 5, hlm. 729.
UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN
“Dan demikianlah yang terjadi pada masa pemerintahan Ahas. Undangan demi undangan dikirimkan kepada Israel yang bersalah untuk kembali setia kepada Allah. Permohonan para nabi itu disampaikan dengan lembut; dan ketika mereka berdiri di hadapan umat, dengan sungguh-sungguh menasihati mereka untuk bertobat dan berubah, dan pekabaran mereka pun membuahkan hasil bagi kemuliaan Allah.” —Prophets and Kings, hlm. 325.