Pelajaran Sekolah Sabat 30 Agustus 2025

TEMA SEMESTER: PARA NABI BERBICARA (BAGIAN 1: YESAYA & YEREMIA)

Pelajaran 9, Sabat 30 Agustus 2025

Persembahan Sekolah Sabat Istimewa Untuk DAERAH PARAGUAY

Kiranya Tuhan melipatgandakan persembahanmu yang murah hati!

PENGALAMAN HIZKIA

Kisah kegagalan Hizkia untuk membuktikan kesetiaannya pada saat kunjungan para duta besar penuh dengan pelajaran penting bagi semua orang. Jauh lebih dari yang kita lakukan, kita perlu lebih banyak berbicara tentang bagian-bagian yang berharga dalam pengalaman kita, tentang belas kasihan dan kasih sayang Allah, tentang kedalaman kasih Juruselamat yang tak tertandingi.” —Prophets and Kings, hlm. 347.

MINGGU
PENGEPUNGAN MUSUH

1. Apakah yang terjadi pada tahun keempat belas pemerintahan Raja Hizkia?

Yesaya 36:1, 2, 13-20 Maka dalam tahun keempat belas zaman raja Hizkia majulah Sanherib, raja Asyur, menyerang segala kota berkubu negeri Yehuda, lalu merebutnya. 2Raja Asyur mengutus juru minuman agung dari Lakhis ke Yerusalem kepada raja Hizkia disertai suatu tentara yang besar. Ia mengambil tempat dekat saluran kolam atas di jalan raya pada Padang Tukang Penatu…. 13Kemudian berdirilah juru minuman agung dan berserulah ia dengan suara nyaring dalam bahasa Yehuda. Ia berkata: “Dengarlah perkataan raja agung, raja Asyur! 14Beginilah kata raja: Janganlah Hizkia memperdayakan kamu, sebab ia tidak sanggup melepaskan kamu! 15Janganlah Hizkia mengajak kamu berharap kepada TUHAN dengan mengatakan: Tentulah TUHAN akan melepaskan kita; kota ini tidak akan diserahkan ke dalam tangan raja Asyur. 16Janganlah dengarkan Hizkia, sebab beginilah kata raja Asyur: Adakanlah perjanjian penyerahan dengan aku dan datanglah ke luar kepadaku, maka setiap orang dari padamu akan makan dari pohon anggurnya dan dari pohon aranya serta minum dari sumurnya, 17sampai aku datang dan membawa kamu ke suatu negeri seperti negerimu, suatu negeri yang bergandum dan berair anggur, suatu negeri yang beroti dan berkebun anggur. 18Jangan sampai Hizkia membujuk kamu dengan mengatakan: TUHAN akan melepaskan kita! Apakah pernah para allah bangsa-bangsa melepaskan negerinya masing-masing dari tangan raja Asyur? 19Di manakah para allah negeri Hamat dan Arpad? Di manakah para allah negeri Sefarwaim? Apakah mereka telah melepaskan Samaria dari tanganku? 20Siapakah di antara semua allah negeri-negeri ini yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?”

Para perwira Asyur, yang merasa pasti akan kekuatan angkatan perang mereka yang berdisiplin tinggi, mengatur suatu perundingan dengan pemimpin-pemimpin Yehuda, yang selama perundingan itu dengan sombongnya mereka menuntut penyerahan kota itu. Tuntutan ini disertai dengan penghujatan terhadap Allah orang Ibrani. Oleh karena kelemahan dan kemurtadan Israel dan Yehuda, maka nama Allah tidak lagi ditakuti di antara bangsa-bangsa, tetapi telah menjadi sasaran penghinaan yang terus menerus. Lihat Yesaya 52:5.

“Baiklah katakan kepada Hizkia,” kata Rabshake (juru minuman agung), salah satu perwira tinggi Sanherib, “Beginilah kata raja agung, raja Asyur, Kepercayaan macam apakah yang kau pegang ini? Kau kira bahwa hanya ucapan bibir saja dapat merupakan siasat dan kekuatan untuk perang. Sekarang, kepada siapa engkau berharap, maka engkau memberontak terhadap aku?” 2 Raja-Raja 18:19, 20.” —Prophets and Kings, hlm. 352.

SENIN

2. Bagaimana Raja Hizkia menanggapi bahaya besar ini? Apa yang dapat kita pelajari darinya?

Yesaya 36:21; 37:15-20 Tetapi orang berdiam diri dan tidak menjawab dia sepatah katapun, sebab ada perintah raja, bunyinya: “Jangan kamu menjawab dia!”…. 37:15Hizkia berdoa di hadapan TUHAN, katanya: 16“Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. 17Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, dan dengarlah; bukalah mata-Mu, ya TUHAN, dan lihatlah; dengarlah segala perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mencela Allah yang hidup. 18Ya TUHAN, memang raja-raja Asyur telah memusnahkan semua bangsa dan negeri-negeri mereka, 19dan menaruh para allah mereka ke dalam api, sebab mereka bukanlah Allah, hanya buatan tangan manusia, kayu dan batu; sebab itu dapat dibinasakan orang. 20Maka sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah TUHAN.”

“Terhadap olokan-olokan ini anak-anak Yehuda “tidak menjawab dia sepatah kata pun.” Perundingan itupun berakhirlah. Utusan-utusan orang Yahudi kembali kepada Hizkia “dengan pakaian yang dikoyakkan, lalu memberitahukan kepada raja perkataan juru minuman agung.” Yesaya 36:21, 22. Sang raja, ketika mendengar tantangan yang menghujat itu, “dikoyakkannyalah pakaiannya dan diselubunginyalah badannya dengan kain kabung, lalu masuklah ia ke rumah Tuhan.” 2 Raja-raja 19:1.

“Seorang pesuruh dikirim kepada Yesaya untuk memberitahukan hasil perundingan itu. “Hari ini hari kesesakan, hari hukuman dan penistaan,” merupakan berita yang dikirim raja. “Mungkin Tuhan, Allahmu, sudah mendengar segala perkataan juru minuman agung yang telah diutus oleh raja Asyur, tuannya, untuk mencela Allah yang hidup, sehingga Tuhan, Allahmu, mau memberi hukuman karena perkataan-perkataan yang telah didengar-Nya. Maka baiklah engkau menaikkan doa untuk sisa yang masih tinggal ini!” 2 Raja-Raja 19:3, 4.

“Tetapi oleh karena itu raja Hizkia dan nabi Yesaya bin Amos berdoa dan berseru kepada surga” (2 Tawarikh 32:20).” —Prophets and Kings, hlm. 354.

SELASA
JANJI KELEPASAN

3. Jawaban apakah yang diterima Hizkia dari Tuhan atas doanya ketika menghadapi pengepungan Sanherib?

Yesaya 37:21-23, 33-35 Lalu Yesaya bin Amos menyuruh orang kepada Hizkia mengatakan: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tentang yang telah kaudoakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur, 22inilah firman yang telah diucapkan TUHAN mengenai dia: Anak dara, yaitu puteri Sion, telah menghina engkau, telah mengolok-olokkan engkau; dan puteri Yerusalem telah geleng-geleng kepala di belakangmu. 23Siapakah yang engkau cela dan engkau hujat? terhadap siapakah engkau menyaringkan suaramu, dan memandang dengan sombong-sombong? Terhadap Yang Mahakudus, Allah Israel!…. 33Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai raja Asyur: Ia tidak akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah ke sana; juga ia tidak akan mendatanginya dengan perisai dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok untuk mengepungnya. 34Melalui jalan, dari mana ia datang, ia akan pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk, demikianlah firman TUHAN. 35Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.”

“Hizkia tidak ditinggalkan tanpa pengharapan. Yesaya memberitakan kepadanya, dengan berkata, “Beginilah Firman Tuhan, Allah Israel, Apa yang telah kau doakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur, telah Kudengar. Inilah Firman yang telah diucapkan Tuhan mengenai dia:

“Anak dara, yaitu putri Sion, telah menghina engkau, telah mengolok-olokkan engkau; dan putri Yerusalem telah geleng-geleng kepala di belakangmu.”

“Siapakah yang engkau cela dan engkau hujat? Terhadap siapakah engkau menyaringkan suaramu, dan memandang dengan sombong? Terhadap Yang Mahakudus Allah Israel! Dengan perantaraan utusan-utusanmu engkau telah mencela Tuhan, dan engkau telah berkata, Dengan banyaknya keretaku aku naik ke tempat-tempat tinggi di pegunungan, ke tempat yang paling jauh di gunung Libanon, aku telah menebang pohon-pohon aranya yang tinggi besar, pohon-pohon sanobarnya yang terpilih, aku telah masuk ke tempat permalaman yang paling ujung, ke hutan pohon-pohonan yang lebat. Aku telah menggali air dan telah minum air asing, dan aku telah mengeringkan dengan telapak kakiku segala sungai di Mesir.

“Bukankah telah kau dengar, bahwa Aku telah menentukannya dari jauh hari, dan telah merancangnya pada zaman purbakala? Sekarang Aku mewujudkannya, bahwa engkau membuat sunyi senyap kota-kota yang berkubu menjadi timbunan batu. Sedang penduduknya yang tak berdaya menjadi terkejut dan malu, mereka menjadi seperti tumbuh-tumbuhan di padang dan seperti rumput hijau, seperti rumput di atas sotoh, atau gandum yang layu sebelum ia masak.”

“Aku tahu, jika engkau bangun atau duduk jika ke luar atau masuk, atau jika engkau mengamuk terhadap Aku. Oleh karena engkau mengamuk terhadap Aku, dan kata-kata keangkuhanmu telah naik sampai ke telinga-Ku, maka Aku akan menaruh kelikir-Ku pada hidungmu dan kekang-Ku pada bibirmu, dan Aku akan memulangkan engkau melalui jalan, dari mana engkau datang” (2 Raja-raja 19:20-28).” —Prophets and Kings, hlm. 359, 360.

RABU

4. Apakah hasil dari campur tangan ilahi dalam pengepungan Yerusalem? Bagaimanakah pekabaran tentang kepercayaan dan perlindungan ilahi dapat diterapkan juga untuk menghadapi tantangan dan kesulitan kita pada saat sekarang ini?

Yesaya 37:36-38 Keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka! 37Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja Asyur dan pulang, lalu tinggallah ia di Niniwe. 38Pada suatu kali ketika ia sujud menyembah di dalam kuil Nisrokh, allahnya, maka Adramelekh dan Sarezer, anak-anaknya, membunuh dia dengan pedang, dan mereka meloloskan diri ke tanah Ararat. Kemudian Esarhadon, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.

“Pada malam itu juga kelepasan datang. “Keluarlah malaikat Tuhan, lalu dibunuhnyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur.” (2 Raja-raja 19:35). “Semua pahlawan yang gagah perkasa, pemuka dan panglima yang ada diperkemahan Asyur,” terbunuh. (2 Tawarikh 32:21). 

Berita tentang hukum mengerikan terhadap tentara yang telah dikirim untuk menaklukkan Yerusalem, segera sampai kepada Sanherib, yang masih tetap menjaga jalan masuk dari Mesir ke Yehuda. Diserang oleh perasaan takut, raja Asyur itu cepat-cepat berangkat, dan “Ia kemalu-maluan kembali ke negerinya” (2 Tawarikh 32:21). Tetapi tidak lama ia memerintah. Sesuai dengan nubuatan yang telah diucapkan tentang kematiannya yang tiba-tiba, maka ia pun telah dibunuh oleh orang-orang dalam keluarganya sendiri, “kemudian Esarhadon, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.” (Yesaya 37:38).

“Allah orang Ibrani telah mengalahkan kesombongan orang Asyur. Kehormatan Yehova telah dipertahankan di mata bangsa-bangsa di sekeliling. Di Yerusalem hati orang banyak dipenuhi dengan kesukaan kudus. Permohonan mereka yang sungguh-sungguh disertai dengan pengakuan dosa dan banyak cucuran air mata. Dalam kebutuhan mereka yang besar mereka telah berharap sepenuhnya dalam kuasa Allah untuk menyelamatkan, dan Ia tidak membiarkan mereka. Kini halaman bait kudus dikumandangkan dengan nyanyian-nyanyian pujian yang khidmat.” —Prophets and Kings, hlm. 361.

KAMIS
RAJA HIZKIA SAKIT DAN DISEMBUHKAN

5. Ketika Raja Hizkia sakit parah, pekabaran apa yang disampaikan nabi Yesaya kepadanya dari Tuhan? Dalam kesusahannya yang besar, apa yang diminta raja kepada Tuhan?

Yesaya 38:1-3 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: “Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.” 2Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN, 3Ia berkata: “Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu.” Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.

“Di tengah-tengah kejayaan pemerintahan Raja Hizkia tiba-tiba ia diserang suatu penyakit yang membawa maut. “Sakit dan hampir mati,” penyakitnya ini adalah di luar kemampuan manusia untuk menyembuhkannya. Pengharapan terakhir yang sisa tampaknya lenyap ketika nabi Yesaya muncul di hadapannya dengan berita, “Beginilah Firman Tuhan, Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.” Yesaya 38:1.

“Secara manusia tampaknya sudah gelap sama sekali; namun raja itu masih dapat berdoa kepada satu Oknum yang sejak dahulu kala telah menjadi “tempat perlindungan dan kekuatannya, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” Mazmur 46:1.” —Prophets and Kings, hlm. 340.

JUMAT

6. Seberapa penuh belas kasihannya kah Allah menjawab permohonan Hizkia? Tanda ajaib apakah yang diberikan kepadanya sebagai penegasan atas kesembuhannya?

Yesaya 38:4-8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: 5“Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, 6dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini. 7Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya: 8Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak yang telah dijalaninya.” Maka pada penunjuk matahari itu mataharipun mundurlah ke belakang sepuluh tapak dari jarak yang telah dijalaninya.

“Ia yang “tak habis-habisnya rahmat-Nya,” mendengar akan doa hamba-Nya. Ratapan 3:22. “Tetapi Yesaya belum lagi ke luar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah Firman Tuhan kepadanya, Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia raja umat-Ku, Beginilah Firman Tuhan, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau, pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah Tuhan. Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.” 2 Raja-raja 20:4-6. …

“Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari Tuhan,” jawab nabi itu, “bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya: Akan majukah bayang-bayang itu sepuluh tapak atau akan mundur sepuluh tapak?” “Itu perkara ringan,” jawab Hizkia, “bagi bayang-bayang itu untuk memanjang sepuluh tapak: sebaliknya, biarlah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak.” 

“Hanya oleh campur tangan Allah secara langsung sehingga bayang-bayang matahari itu dapat terbalik ke belakang sepuluh tapak; dan inilah yang akan menjadi tanda bagi Hizkia bahwa Tuhan telah mendengar akan doanya. Tepat demikian, “berserulah nabi Yesaya kepada Tuhan, maka dibuat-Nyalah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak, yang sudah dijalani bayang-bayang itu pada penunjuk matahari buatan Ahas”. Ayat 8-11.” —Prophets and Kings, hlm. 341, 342.

SABAT
KONSEKUENSI-KONSEKUENSI

7. Meskipun Raja Hizkia melakukan kesalahan besar dengan memperlihatkan harta kerajaan kepada utusan Babilonia—yang menyebabkan Yehuda ditawan—belas kasihan apa yang Allah tunjukkan kepadanya dan rakyatnya?

Yesaya 39:1-8 Pada waktu itu Merodakh-Baladan bin Baladan, raja Babel, menyuruh orang membawa surat dan pemberian kepada Hizkia, sebab telah didengarnya bahwa Hizkia sakit tadinya dan sudah kuat kembali. 2Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, segenap gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya. 3Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada raja Hizkia dan bertanya kepadanya: “Apakah yang telah dikatakan orang-orang ini? Dan dari manakah mereka datang?” Jawab Hizkia: “Mereka datang dari negeri yang jauh, dari Babel!” 4Lalu tanyanya lagi: “Apakah yang telah dilihat mereka di istanamu?” Jawab Hizkia: “Semua yang ada di istanaku telah mereka lihat. Tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada mereka di perbendaharaanku.” 5Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia: “Dengarkanlah firman TUHAN semesta alam! 6Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. 7Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.” 8Hizkia menjawab kepada Yesaya: “Sungguh baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!” Tetapi pikirnya: “Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!”

“Di lembah-lembah Tigris dan Efrat yang subur, tinggallah suatu ras kuno yang, meskipun pada waktu itu tunduk pada Asyur, ditakdirkan untuk menguasai dunia. Di antara bangsa ini terdapat orang-orang pintar yang menaruh banyak perhatian terhadap penyelidikan kepada perbintangan; maka ketika mereka memperhatikan bahwa bayang pada pengukur waktu dengan memakai bayangan matahari telah terbalik sepuluh derajat, mereka pun sangat takjub. Raja yang bernama Merodakhbaladan, setelah mengetahui bahwa mukjizat ini terjadi sebagai tanda untuk raja Yehuda bahwa Allah yang di surga telah mengaruniakan kepadanya suatu kehidupan baru, maka ia mengirimkan duta-duta kepada Hizkia untuk menyampaikan selamat kepadanya atas kesembuhannya, dan hendak mempelajari sekiranya mungkin lebih banyak tentang Allah yang telah dapat membuat mukjizat yang begitu besar itu.

“Kunjungan utusan-utusan raja dari negeri yang jauh ini sebenarnya memberikan kesempatan kepada Hizkia untuk meninggikan Allah yang hidup itu. Betapa mudahnya baginya untuk menceritakan tentang Allah kepada mereka sebenarnya, yang adalah penjaga segala hal yang diciptakan, yang olehnya kehidupannya sendiri telah diperpanjang ketika segala pengharapan yang lain telah sirna! Alangkah tepatnya perubahan yang seharusnya terjadi sekiranya para pencari kebenaran ini yang datang dari lembah-lembah Khaldea telah diperkenalkan kepada pemerintah yang agung yaitu Allah yang hidup! 

“Tetapi kesombongan dan sifat ingin dipuji menguasai hati Hizkia, dan di dalam meninggikan diri sendiri ia membuka perbendaharaan kekayaan yang diberikan Allah kepada umat-Nya,… Ia melakukan hal ini bukan untuk memuliakan Allah, tetapi semata-mata untuk meninggikan dirinya sendiri di mata pangeran-pangeran asing. Ia sama sekali tidak memikirkan bahwa orang-orang ini adalah utusan-utusan dari suatu bangsa yang berkuasa yang tidak memiliki rasa takut maupun kasih kepada Allah di dalam hatinya, sehingga adalah merupakan tindakan gegabah menjadikan mereka sebagai orang yang dipercayainya sehubungan dengan kekayaan duniawi bangsa itu.” —Prophets and Kings, hlm. 344.

UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN

Dengan penuh penyesalan, “Hizkia merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka Tuhan tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia.” 2 Tawarikh 32:26. Tetapi benih kejahatan telah ditaburkan, dan pada waktunya akan bertumbuh dan memberikan suatu penuaian kehancuran dan malapetaka. Selama tahun-tahunnya yang tersisa, raja Yehuda itu menikmati kemakmuran yang besar oleh sebab keteguhan tujuannya untuk menebus kesalahannya di masa yang silam dan untuk menghormati nama Allah yang disembahnya; namun imannya haruslah diuji dengan keras, dan ia harus belajar bahwa hanyalah dengan berharap sepenuhnya kepada Yehova ia dapat berharap untuk memperoleh kemenangan atas kuasa-kuasa kegelapan yang mengincar kebinasaannya dan kebinasaan tuntas rakyatnya.” —Prophets and Kings, hlm. 347.