Renungan Pagi 15 September 2025

KEHORMATAN MENJAUHI PERBANTAHAN DENGAN BELAJAR DARI-NYA

Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak. Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?” Amsal 20:3, 6.

“Mengapa saudara-saudara kita yang begitu agung pengakuannya tidak menyadari bahwa mereka perlu memeriksa apakah perkataan, perbuatan, dan hidup mereka adalah aroma kehidupan yang menghidupkan atau aroma kematian yang membawa kematian?” 2LtMs, Ms 2, 1869, par. 10.

“Satu-satunya cara untuk menghindari perselisihan ataupun perbantahan dan pertikaian adalah dengan terus memandang pada Dia yang telah datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan belajar dari-Nya, tentang kelemahlembutan dan kerendahan hati-Nya.” ST 19 September 1900, par. 6.

“Bagi setiap jiwa, berbagai-hal akan datang untuk memprovokasi, membangkitkan amarah, dan jika kita tidak sepenuhnya berada di bawah kendali Allah, maka kita akan terprovokasi ketika hal-hal ini datang. Namun, kelemahlembutan hati Kristus akan menenangkan jiwa yang gusar, mengendalikan lidah, dan menundukkan seluruh diri kepada Allah. Dengan demikian, kita pun belajar bagaimana bersabar menghadapi kecaman orang lain. Kita akan disalahpahami, tetapi perhiasan berharga dari jiwa yang lemah lembut dan tenang mengajarkan kita bagaimana bersabar, dan bagaimana mengasihani mereka yang mengucapkan kata-kata yang tergesa-gesa ataupun sembrono dan yang tidak bijaksana.” 14LtMs, Lt 117, 1899, par. 20.

“Setiap roh jahat yang ditunjukkan pasti akan membangkitkan iblis nafsu di hati yang lengah. Kemarahan yang tidak suci tidak perlu diperkuat, tetapi harus dikekang dan dikendalikan. Kemarahan adalah percikan yang akan membakar kodrat manusia yang liar. Anakku, hindarilah mengucapkan kata-kata yang akan memicu perselisihan ataupun perbantahan. Lebih baik menderita ketidakadilan daripada berbuat jahat. Allah menghendaki agar setiap pengikut-Nya, sebisa mungkin, untuk hidup damai dengan semua orang. Hendaknya kita ingat bahwa para malaikat Allah adalah sahabat kita, dan mereka harus dihormati sebagai utusan Allah. Jika ada kata-kata yang terucap dan tuduhan dilontarkan untuk memprovokasimu, maka teguran terbaik yang dapat kau berikan adalah tetap diam, seolah-olah kau tidak mendengar. Mereka yang begitu kurang kasih karunia sehingga berbicara tanpa pertimbangan dan memprovokasi, dalam kondisi pikiran seperti itu, tidak akan menghargai kata-kata apa pun yang mungkin terucap. Mereka membutuhkan perawatan, kerendahan hati yang baik, dan dengan berkepala dingin, sebelum aman untuk mengucapkan kata-kata yang masuk akal sekalipun, kepada mereka atau untuk membalas tuduhan mereka.” 14LtMs, Lt 117, 1899, par. 21.

“Ketika kita rendah hati, berarti kita siap dididik oleh Sang Guru Agung. Dia akan membiarkan kita mengenal diri kita sendiri, dan kita akan belajar melayani Allah dengan cara yang telah Dia tetapkan.” 14LtMs, Lt 117, 1899, par. 23.

“Segala perselisihan, segala pertikaian dapat dihindari jika jiwa telah mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari segala kerusakan yang ada di dunia melalui hawa nafsu.” 24LtMs, Ms 142, 1909, par. 18.

It is an honour for a man to cease from strife: but every fool will be meddling. Most men will proclaim every one his own goodness: but a faithful man who can find?” Proverbs 20:3, 6 (KJV).

“Why do not our brethren who make so great a profession see that their words, their acts and their life is a savor of life unto life or of death unto death?” 2LtMs, Ms 2, 1869, par. 10.

“The only way to avoid dissension and strife is to keep looking to Him who came to the world to save sinners, learning of Him, His meekness and lowliness.” ST September 19, 1900, par. 6.

“To every soul things will come to provoke, to stir up anger, and if you are not under the full control of God, you will be provoked when these things come. But the meekness of Christ calms the ruffled spirit, controls the tongue, and brings the whole being in subjection to God. Thus we learn how to bear with the censure of others. We shall be misjudged, but the precious ornament of a meek and quiet spirit teaches us how to bear, how to have pity for those who utter hasty, unadvised words.” 14LtMs, Lt 117, 1899, par. 20.

“Any unpleasant spirit displayed is sure to arouse the demon of passion in unguarded hearts. Unholy anger needs not to be strengthened, but bridled. It is a spark which will set on fire untamed human nature. My son, avoid speaking words which will stir up strife. Rather suffer wrong than do wrong. God requires every one of His followers, as far as is possible, to live peaceably with all men. Let us remember that angels of God are our companions, and they must be respected as God’s messengers. If words are spoken and charges made to provoke you, the best reproof you can give is to remain silent, as though you heard not. Those who are so wanting in grace as to speak unadvisedly and provokingly would not in such a frame of mind appreciate any words which might be spoken. They need treatment, a good footbath, with cold water to the head, before it would be safe to speak even reasonable words to them or make any reply to their charges.” 14LtMs, Lt 117, 1899, par. 21.

“When we are humble, we are ready to be educated by the great Teacher. He will let us know ourselves, and we will learn to serve God in His own appointed way.” 14LtMs, Lt 117, 1899, par. 23.

“All strife, all dissension may be avoided if the soul has become a partaker of the divine nature and escaped all the corruption that is in the world through lust.” 24LtMs, Ms 142, 1909, par. 18.***