Renungan Pagi 25 Oktober 2025

HARI SABAT ALLAH TELAH DICIPTAKAN DEMI UMAT MANUSIA

Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” Markus 2:27.

“Hendaknya semua orang yang mencari kebenaran mengingat bahwa Sabat telah ditetapkan di Eden, sebelum ada orang Yahudi, dan bahwa Juruselamat telah bersabda, “Sabat diadakan (diciptakan) untuk manusia.” ST 8 Januari 1894, par. 2.

“Dalam memberikan Sabat, Allah memikirkan tentang kesehatan rohani dan jasmani manusia…. Sabat tidak terbatas hanya untuk golongan tertentu saja. Sabat telah diberikan untuk seluruh umat manusia.” 13LtMs, Lt 31, 1898, par. 26, 28; PH086 34.1, 3.

“Allah telah memberikan kepada manusia enam hari untuk bekerja bagi dirinya sendiri, dan telah menyediakan bagi diri-Nya sendiri hanya satu hari untuk dihormati. Ia harus dimuliakan, otoritas-Nya harus dihormati. Namun manusia masih saja mencuri waktu-Nya yang sedikit ini yang telah dipisahkan Allah bagi diri-Nya sendiri, dan dengan demikian manusia merampok Allah. Allah menyediakan hari ketujuh sebagai masa perhentian bagi manusia, demi kebaikan manusia, dan juga demi kemuliaan-Nya sendiri. Ia melihat bahwa kebutuhan manusia memerlukan adanya satu hari istirahat dari kerja keras dan kekhawatiran hidup, bahwa kesehatan dan hidupnya akan terancam bila tanpa masa istirahat dan relaksasi dari kekhawatiran dan beban yang menimpanya melalui kerja keras dan kecemasan hidup selama enam hari itu.” 1LtMs, Ms 8, 1866, par. 3.

“Hari Sabat telah diciptakan untuk manusia, demi kebaikan manusia, dan kesengajaan melanggar perintah suci yang melarang bekerja pada hari ketujuh adalah kejahatan di mata Surga yang begitu besar, … sehingga mengharuskan kematian bagi pelanggarnya. Namun, ini belum semuanya. Pelanggar yang dianggap tidak layak hidup harus menanggung derita, karena Allah tidak akan membawa pelanggar hukum-Nya ke surga. Ia harus menanggung kematian kedua, yang merupakan hukuman penuh dan terakhir bagi para pelanggar-Nya.” 1LtMs, Ms 8, 1866, par. 4.

“Hukum sepuluh perintah adalah berusia setua penciptaan langit dan bumi. Oleh karena itu, penetapan Sabat tidaklah memiliki hubungan khusus dengan orang Yahudi, melainkan setara dengan semua makhluk ciptaan lainnya. Allah telah mewajibkan pemeliharaan Sabat bagi semua orang.” RH 30 Agustus 1898, par. 11.

“Hari Sabat tidak dijadikan sebagai beban bagi manusia. Hari Sabat seharusnya mendatangkan kebaikan bagi manusia, memberinya kedamaian dan perhentian.” SJ 69.6.

“Yesus akan mengajar murid-murid-Nya dan musuh-musuh-Nya bahwa pelayanan kepada Allah adalah yang terutama; dan, jika kelelahan dan kelaparan menyertai pekerjaan itu, adalah benar untuk memuaskan kebutuhan umat manusia, bahkan pada hari Sabat. Penetapan suci itu tidak diberikan untuk mengganggu kebutuhan hidup kita, mendatangkan penderitaan dan ketidaknyamanan, melainkan berkat. “Hari Sabat diadakan (diciptakan) untuk manusia,” untuk memberinya perhentian dan kedamaian, dan mengingatkannya akan karya Penciptanya, bukan untuk menjadi beban yang berat.” 2SP 196.2.

“Pekerjaan Setan khususnya adalah mensalah-tafsirkan tentang maksud dan tujuan penetapan hari Sabat. Hari Sabat diciptakan untuk manusia dan diberikan kepada manusia sebagai berkat—bukan sekadar rupa formalitas semata, melainkan sebagai ujian, sebuah monumen kekal bahwa Allah telah menciptakan dunia dan segala isinya dalam enam hari dan berhenti pada hari ketujuh, oleh karena itu Allah telah memberkati hari Sabat dan mengukirnya pada hukum-Nya.” 7LtMs, Ms 43b, 1891, par. 2.

And he said unto them, The sabbath was made for man, and not man for the sabbath.” Mark 2:27 (KJV).

“Let all who are seeking for truth remember that the Sabbath was instituted in Eden before there was a Jew in existence, and that the Saviour said, “The Sabbath was made for man.” ST January 8, 1894, par. 2.

“In giving the Sabbath, God considered man’s spiritual and physical health…. There is nothing in the Sabbath that restricts it to any particular class of people. It was given for all mankind.” 13LtMs, Lt 31, 1898, par. 26, 28; PH086 34.1, 3.

“God has given to man six days in which he may work for himself, and has reserved to Himself only one day in which He is to be honored. He is to be glorified, His authority respected. And yet man will steal a little of the time God has reserved for Himself and thus rob God. God reserved the seventh day as a period of rest for man, for the good of man, as well as for His own glory. He saw that the wants of man required a day of rest from toil and care, that his health and life would be endangered without a period of rest and relaxation from the care and taxation upon him through labor and anxiety upon the six days.” 1LtMs, Ms 8, 1866, par. 3.

“The Sabbath was made for man, for the benefit of man, and to knowingly transgress the holy commandment forbidding labor upon the seventh day is a crime in the sight of Heaven which was of such magnitude under the Mosaic law as to require the death of the offender. But this was not all. The offender that was not deemed worthy to live was to suffer, for God would not take a transgressor of His law to heaven. He must suffer the second death, which was full and final penalty of the transgressor.” 1LtMs, Ms 8, 1866, par. 4.

“The law of ten commandments is as old as creation. Therefore the Sabbath institution has no special relation to the Jews, any more than to all other created beings. God has made the observance of the Sabbath obligatory upon all men.” RH August 30, 1898, par. 11.

“The Sabbath was not made to be a burden to man. It was to do him good, to give him peace and rest.” SJ 69.6.

“Jesus would teach his disciples and his enemies that the service of God was first of all; and, if fatigue and hunger attended the work, it was right to satisfy the wants of humanity, even upon the Sabbath day. That holy institution was not given to interfere with the needs of our being, bringing pain, and discomfort, instead of blessings. “The Sabbath was made for man,” to give him rest and peace, and remind him of the work of his Creator, not to be a grievous burden.” 2SP 196.2.

“The special work of Satan is to misinterpret the purpose and object for which the Sabbath was instituted. The Sabbath was made for man and given to man as a blessing—not merely as a form, but as a test question, an everlasting memorial that God made the world and all things that are therein in six days and rested upon the seventh, wherefore the Lord blessed the Sabbath day and hollowed it.” 7LtMs, Ms 43b, 1891, par. 2.***