TEMBAKAU
“Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.” 1 Tesalonika 5:22.
“Tembakau menghasilkan efek pada sistem yang sama berbahayanya dengan minum minuman keras. Tembakau memang merangsang untuk sementara waktu, tetapi ketika pengaruh langsungnya hilang, mereka yang menggunakannya akan jatuh jauh di bawah standar sebagaimana mereka telah terangkat di atasnya. Semua yang berpegang teguh pada kebiasaan ini, yang menolak untuk mempraktikkan pembaharuan kesehatan dengan menempatkan diri mereka pada landasan pertarakan dalam segala hal harus menanggung konsekuensi dari perbuatan mereka.” 12LtMs, Ms 86, 1897, par. 21.
“… Barangsiapa yang menyerahkan diri pada penggunaan tembakau dan minuman keras berarti tidak menghargai kecerdasan mereka. Mereka tidak menyadari nilai dari kemampuan yang telah Tuhan berikan kepada mereka, untuk dikembangkan dan ditingkatkan. Dengan jalan demikian manusia malah membiarkan kekuatan mereka layu dan membusuk.” 14LtMs, Ms 130, 1899, par. 48.
“Allah menghendaki semua orang yang percaya kepada-Nya merasakan perlunya peningkatan nilai diri mereka. Setiap kemampuan yang dipercayakan harus dikembangkan. Tidak satu pun karunia boleh dikesampingkan. Sebagai pengelola dan bangunan Allah, manusia berada di bawah pengawasan-Nya dalam segala hal, dan semakin baik ia mengenal Penciptanya, semakin sakral pula hidupnya di mata Allah. Ia tidak akan memasukkan tembakau ke dalam mulutnya, karena tahu bahwa itu menajiskan bait Allah. Ia tidak akan minum anggur atau minuman keras, karena seperti tembakau, ia merusak seluruh keberadaan.” 14LtMs, Ms 130, 1899, par. 49.
“Banyak orang yang ditawan Setan di bawah kuasa nafsu yang diperbudak, mengaku sebagai pengikut Kristus. Mereka mengaku menyembah Tuhan, padahal nafsu lah yang menjadi ilah mereka. Keinginan mereka yang tidak wajar akan kenikmatan yang merugikan tidak dikendalikan oleh akal sehat atau penilaian. Mereka yang diperbudak tembakau akan melihat keluarga mereka menderita demi kenyamanan hidup, dan demi makanan pokok; namun mereka tidak memiliki kemauan keras untuk melepaskan tembakau mereka. Hasrat hawa nafsu mengalahkan kasih sayang alami, dan hawa nafsu yang liar ini mengendalikan mereka. Perjuangan Kekristenan, dan bahkan kemanusiaan, tidak akan bertahan jika bergantung pada mereka yang terbiasa mengonsumsi tembakau dan minuman keras. Jika mereka hanya memiliki sarana untuk digunakan dalam satu arah, perbendaharaan Tuhan tidak akan terisi kembali, tetapi mereka akan tetap memiliki tembakau dan minuman keras mereka.” HR 1 Maret 1878, par. 6.
“Abstain from all appearance of evil.” 1 Thessalonians 5:22 (KJV).
“Tobacco produces an effect on the system fully as harmful as liquor drinking. It stimulates for the time being, but when its immediate influence is gone, those who use it sink as far below par as they have been elevated above it. All who cling to this habit, who refuse to practice health reform by placing themselves on the platform of <temperance in all things> must bear the consequences of their course of action.” 12LtMs, Ms 86, 1897, par. 21.
“… Those who give themselves up to the use of tobacco and liquor do not appreciate their intellect. They do not realize the value of the faculties God has given them, to be cultivate and improved. Thus men allow their powers to wither and decay.” 14LtMs, Ms 130, 1899, par. 48.
“God desires all who believe in Him to feel the necessity of improvement. Every entrusted faculty is to be enlarged. Not one gift is to be laid aside. As God’s husbandry and building, man is under His supervision in every sense of the work, and the better he becomes acquainted with his Maker, the more sacred will his life become in his estimation. He will not place tobacco in his mouth, knowing that it defiles God’s temple. He will not drink wine or liquor, for like tobacco, it degrades the whole being.” 14LtMs, Ms 130, 1899, par. 49.
“Many who are held by Satan under the power of slavish appetite, are the professed followers of Christ. They profess to worship God, while appetite is their god. Their unnatural desires for hurtful indulgences are not controlled by reason or judgment. Those who are slaves to tobacco will see their families suffering for the conveniences of life, and for necessary food; yet they have not the power of will to forego their tobacco. The clamors of appetite prevail over natural affection, and this brute passion controls them. The cause of Christianity, and even humanity, would not in any case be sustained, if dependent upon those in the habitual use of tobacco and liquor. If they had means to use in only one direction, the treasury of God would not be replenished, but they would have their tobacco and liquor.” HR March 1, 1878, par. 6.***