Renungan Pagi 1 November 2025

BAGAIMANA SEHARUSNYA MENJAGA KEKUDUSAN SABAT

Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.” Mazmur 104:24.

“Allah itu penuh belas kasihan. Kehendak-Nya adalah masuk akal, sesuai dengan kebaikan dan kemurahan hati-Nya. Tujuan Sabat adalah agar seluruh umat manusia mendapatkan manfaat. Manusia tidak diciptakan untuk memenuhi Sabat; karena Sabat justru diciptakan setelah penciptaan manusia, untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah Allah menciptakan dunia dalam enam hari, Ia berhenti, menguduskan, dan memberkati hari di mana Ia berhenti dari segala pekerjaan yang telah Ia buat dan ciptakan. Ia menetapkan hari khusus itu bagi manusia untuk beristirahat dari jerih payahnya, agar, ketika ia memandang bumi di bawah dan langit di atas, ia dapat merenungkan bahwa Allahlah yang telah menciptakan semua ini dalam enam hari dan kemudian berhenti pada hari ketujuh; dan agar, ketika ia menyaksikan bukti nyata dari hikmat Allah yang tak terbatas, hatinya dipenuhi dengan kasih dan hormat kepada Penciptanya.” 2T 582.3.

“Untuk menjaga kekudusan Sabat, kita tidak perlu hanya mengurung diri di balik tembok, menjauh dari pemandangan alam yang indah dan udara surga yang bebas dan menyegarkan. Kita tidak boleh membiarkan beban dan urusan pekerjaan sehari-hari mengalihkan pikiran kita dari Sabat Allah, yang telah dikuduskan-Nya. Kita tidak boleh membiarkan pikiran kita memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi sedikitpun. Namun, pikiran tidak dapat disegarkan, dihidupkan kembali, dan ditinggikan, dengan hanya mengurung hampir seluruh jam Sabat di dalam tembok, mendengarkan khotbah yang panjang dan doa-doa formal yang membosankan. Sabat Allah akan disalahgunakan jika dirayakan seperti itu. Tujuan ditetapkannya tidak tercapai dengan cara demikian. Sabat telah diciptakan bagi manusia, untuk menjadi berkat baginya dengan mengalihkan pikirannya dari pekerjaan duniawi kepada merenungkan kebaikan dan kemuliaan Allah. Umat Allah perlu berkumpul untuk berbicara tentang Dia, bertukar pikiran dan pengertian tentang kebenaran yang terkandung dalam firman-Nya, dan meluangkan sebagian waktu untuk berdoa dengan sungguh-sungguh. Namun, masa-masa ini, bahkan pada hari Sabat, tidak boleh dianggap membosankan karena panjangnya dan kurangnya minat atau ketertarikan.” 2T 583.1.

“Selama sebagian hari, semua orang hendaknya memiliki kesempatan untuk berada di luar ruangan. Bagaimana anak-anak dapat menerima pengetahuan yang lebih benar tentang Tuhan, dan pikiran mereka lebih terkesan, selain menghabiskan sebagian waktu mereka di luar ruangan, bukan untuk bermain, melainkan bersama orang tua mereka? Biarkan pikiran muda mereka terhubung dengan Tuhan dalam pemandangan alam yang indah, biarkan perhatian mereka tertuju pada tanda-tanda kasih-Nya kepada manusia dalam karya-karya ciptaan-Nya, dan mereka akan membuat mereka terpikat dan tertarik. Mereka tidak akan berada dalam bahaya mengaitkan tabiat Allah dengan segala sesuatu yang keras dan kaku; tetapi ketika mereka memandang pada hal-hal indah yang telah Dia ciptakan untuk kebahagiaan manusia, maka mereka akan dituntun untuk memandang-Nya sebagai Bapa yang lembut dan penuh kasih. Mereka akan melihat bahwa larangan dan perintah-Nya tidak dibuat sekedar untuk menunjukkan kuasa dan kewenangan-Nya semata, tetapi bahwa Dia menginginkan kebahagiaan ataupun berkat bagi anak-anak-Nya. Ketika tabiat Allah dikaitkan dengan aspek kasih, kebajikan, keindahan, dan daya tarik, maka mereka pun akan tertarik untuk mengasihi-Nya. Kita dapat mengarahkan pikiran mereka kepada burung-burung yang indah yang membuat udara berirama dengan kicauan riang mereka, kepada rerumputan yang menjulang tinggi, dan bunga-bunga berwarna indah yang sempurna yang mengharumkan udara. Semua ini menyatakan kasih dan keterampilan Seniman surgawi, dan menunjukkan kemuliaan Allah.” 2T 583.2.

O LORD, how manifold are thy works! in wisdom hast thou made them all: the earth is full of thy riches.” Psalms 104:24 (KJV).

“God is merciful. His requirements are reasonable, in accordance with the goodness and benevolence of His character. The object of the Sabbath was that all mankind might be benefited. Man was not made to fit the Sabbath; for the Sabbath was made after the creation of man, to meet his necessities. After God had made the world in six days, He rested and sanctified and blessed the day upon which He rested from all His work which He had created and made. He set apart that special day for man to rest from his labor, that, as he should look upon the earth beneath and the heavens above, he might reflect that God made all these in six days and rested upon the seventh; and that, as he should behold the tangible proofs of God’s infinite wisdom, his heart might be filled with love and reverence for his Maker.” 2T 582.3.

“In order to keep the Sabbath holy, it is not necessary that we enclose ourselves in walls, shut away from the beautiful scenes of nature and from the free, invigorating air of heaven. We should in no case allow burdens and business transactions to divert our minds upon the Sabbath of the Lord, which He has sanctified. We should not allow our minds to dwell upon things of a worldly character even. But the mind cannot be refreshed, enlivened, and elevated by being confined nearly all the Sabbath hours within walls, listening to long sermons and tedious, formal prayers. The Sabbath of the Lord is put to a wrong use if thus celebrated. The object for which it was instituted is not attained. The Sabbath was made for man, to be a blessing to him by calling his mind from secular labor to contemplate the goodness and glory of God. It is necessary that the people of God assemble to talk of Him, to interchange thoughts and ideas in regard to the truths contained in His word, and to devote a portion of time to appropriate prayer. But these seasons, even upon the Sabbath, should not be made tedious by their length and lack of interest.” 2T 583.1.

“During a portion of the day, all should have an opportunity to be out of doors. How can children receive a more correct knowledge of God, and their minds be better impressed, than in spending a portion of their time out of doors, not in play, but in company with their parents? Let their young minds be associated with God in the beautiful scenery of nature, let their attention be called to the tokens of His love to man in His created works, and they will be attracted and interested. They will not be in danger of associating the character of God with everything that is stern and severe; but as they view the beautiful things which He has created for the happiness of man, they will be led to regard Him as a tender, loving Father. They will see that His prohibitions and injunctions are not made merely to show His power and authority, but that He has the happiness of His children in view. As the character of God puts on the aspect of love, benevolence, beauty, and attraction, they are drawn to love Him. You can direct their minds to the lovely birds making the air musical with their happy songs, to the spires of grass, and the gloriously tinted flowers in their perfection perfuming the air. All these proclaim the love and skill of the heavenly Artist, and show forth the glory of God.” 2T 583.2.***