Pelajaran Sekolah Sabat 29 November 2025

TEMA SEMESTER: PARA NABI BERBICARA (BAGIAN 1: YESAYA & YEREMIA)

Pelajaran 22, Sabat 29 November 2025

GULUNGAN KITAB YANG DIBAKAR

Kira-kira pada waktu inilah Allah memerintahkan Yeremia untuk menuliskan pekabaran-pekabaran yang ingin Ia sampaikan kepada mereka yang keselamatannya selalu dirindukan oleh hati-Nya yang penuh belas kasihan. ‘Ambillah kitab gulungan,’ firman Tuhan kepada hamba-Nya itu, ‘tulislah di dalamnya segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai Israel, Yehuda dan segala bangsa, dari sejak Aku berbicara kepadamu, yakni dari sejak zaman Yosia, sampai waktu ini. Mungkin apabila kaum Yehuda mendengar tentang segala malapetaka yang Aku rancangkan hendak mendatangkannya kepada mereka, maka mereka masing-masing akan bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu, sehingga Aku mengampuni kesalahan dan dosa mereka.’ Yeremia 36:2, 3.”ProphetsandKings, hlm. 432.

MINGGU
PENULISAN PEKABARAN ITU
1. Apakah yang diperintahkan Allah kepada Yeremia untuk ditulis? Siapa yang Ia panggil untuk mencatat tulisan itu dan kemudian membacakannya kepada umat?

Yeremia 36:1-6 Dalam tahun yang keempat pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: 2 “Ambillah kitab gulungan dan tulislah di dalamnya segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai Israel, Yehuda dan segala bangsa, dari sejak Aku berbicara kepadamu, yakni dari sejak zaman Yosia, sampai waktu ini. 3 Mungkin apabila kaum Yehuda mendengar tentang segala malapetaka yang Aku rancangkan hendak mendatangkannya kepada mereka, maka mereka masing-masing akan bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu, sehingga Aku mengampuni kesalahan dan dosa mereka.” 4 Jadi Yeremia memanggil Barukh bin Neria, lalu Barukh menuliskan dalam kitab gulungan itu langsung dari mulut Yeremia segala perkataan yang telah difirmankan TUHAN kepadanya. 5 Pada suatu kali Yeremia memberi perintah kepada Barukh: “Aku ini berhalangan, tidak dapat pergi ke rumah TUHAN.  6 Jadi pada hari puasa engkaulah yang pergi membacakan perkataan-perkataan TUHAN kepada orang banyak di rumah TUHAN dari gulungan yang kautuliskan langsung dari mulutku itu; kepada segenap orang Yehuda yang datang dari kota-kotanya haruslah kaubacakannya juga.

“Untuk mentaati perintah ini, Yeremia memanggil Barukh, jurutulisnya dan sahabatnya yang setia itu untuk menolongnya, dan menuliskan dalam kitab gulungan itu ‘langsung dari mulut Yeremia segala perkataan yang telah difirmankan Tuhan kepadanya.’ (Yeremia 36:4). Segala hal ini dituliskan dengan hati-hati di atas kitab gulungan dan berisikan tentang suatu teguran yang serius atas dosa, yakni suatu amaran tentang akibat yang pasti dari kemurtadan yang terus menerus, dan suatu ajakan ataupun permohonan yang sungguh-sungguh untuk meninggalkan dan membuang segala kejahatan.” —Prophets and Kings, hlm. 432.

SENIN
2. Apa tanggapan orang-orang Yehuda ketika Barukh sang juru tulis membacakan pekabaran yang terdapat dalam kitab gulungan itu?

 Yeremia 36:14-19 Kemudian para pemimpin itu menyuruh Yehudi bin Netanya bin Selemya bin Kusyi kepada Barukh mengatakan: “Bawalah gulungan yang telah kaubacakan kepada orang banyak itu dan datanglah ke mari!” Maka Barukh bin Neria membawa gulungan itu dan datang kepada mereka. 15 Berkatalah mereka kepadanya: “Silakan duduk dan bacakan itu kepada kami!” Lalu Barukh membacakannya kepada mereka. 16 Setelah mereka mendengar segala perkataan itu, maka terkejutlah mereka dan berkata seorang kepada yang lain: “Kita harus dengan segera memberitahukan segala perkataan ini kepada raja!” 17 Bertanyalah mereka kepada Barukh, katanya: “Beritahukanlah kepada kami, bagaimana caranya engkau menuliskan segala perkataan ini!” 18 Jawab Barukh kepada mereka: “Segala perkataan ini langsung dari mulut Yeremia kepadaku, dan aku menuliskannya dengan tinta dalam kitab.” 19 Lalu berkatalah para pemuka itu kepada Barukh: “Pergilah, sembunyikanlah dirimu bersama Yeremia! Janganlah ada orang yang mengetahui di mana tempatmu!”

“Barukh menurut, dan isi gulungan kitab itu pun dibacakan di hadapan semua orang Yehuda. Sesudah itu jurutulis itu dipanggil ke hadapan para pangeran untuk membacakan perkataan itu juga kepada mereka. Mereka mendengarkan dengan perhatian besar dan berjanji untuk menyampaikan kepada raja mengenai segala perkara yang mereka telah dengar, tetapi menasihati jurutulis itu untuk bersembunyi, karena mereka takut raja akan menolak kesaksian itu dan malah berusaha untuk membunuh mereka yang telah menyiapkan dan menyampaikan pekabaran itu.” —Prophets and Kings, hlm. 433.

SELASA
3. Apa reaksi Raja Yoyakim ketika mendengar nubuat-nubuat tentang Yehuda dan Israel yang tercantum dalam gulungan kitab itu? Apa yang ia lakukan?

 Yeremia 36:21-26 Raja menyuruh Yehudi mengambil gulungan itu, lalu ia mengambilnya dari kamar panitera Elisama itu. Yehudi membacakannya kepada raja dan semua pemuka yang berdiri dekat raja.  22 Waktu itu adalah bulan yang kesembilan dan raja sedang duduk di balai musim dingin, sementara di depannya api menyala di perapian. 23 Setiap kali apabila Yehudi selesai membacakan tiga empat lajur, maka raja mengoyak-ngoyaknya dengan pisau raut, lalu dilemparkan ke dalam api yang di perapian itu, sampai seluruh gulungan itu habis dimakan api yang di perapian itu. 24 Baik raja maupun para pegawainya, yang mendengarkan segala perkataan ini, seorangpun tidak terkejut dan tidak mengoyakkan pakaiannya.  25 Elnatan, Delaya dan Gemarya memang mendesak kepada raja, supaya jangan membakar gulungan itu, tetapi raja tidak mendengarkan mereka. 26 Bahkan raja memerintahkan pangeran Yerahmeel, Seraya bin Azriel dan Selemya bin Abdeel untuk menangkap juru tulis Barukh dan nabi Yeremia, tetapi TUHAN menyembunyikan mereka.

“Ketika Raja Yoyakim diberitahu oleh para pangeran maupun para pemukanya tentang apa yang dibacakan Barukh, dengan segera ia memerintahkan supaya gulungan kitab itu dibawa ke hadapannya dan dibacakan sambil ia mendengarkan. Salah seorang yang hadir di istana raja ini, Yehudi namanya, mengambil gulungan kitab itu lalu mulai membacakan kata-kata teguran dan amaran itu. Pada waktu itu adalah musim dingin, dan sang raja beserta dengan pembantu-pembantu kerajaannya, yaitu para pemuka Yehuda, sedang berkumpul di sekitaran api unggun. Namun, baru sebagian kecil saja yang dibaca, ketika raja yang sama sekali tidak merasa gentar terhadap bahaya yang sedang mengancam dirinya sendiri dan rakyatnya, ia pun merebut gulungan kitab itu dan dalam amarah yang meluap-luap “mengoyak-ngoyaknya dengan pisau raut, lalu dilemparkannya ke dalam api di perapian itu, sampai seluruh gulungan itu habis dimakan api yang di perapian itu.” Ayat 23. …

“Kesempatan rahmat yang ditawarkan kepada mereka pada saat gulungan kitab itu dibakar, adalah kesempatan mereka yang terakhir. Allah telah menyatakan bahwa jika saja pada saat itu mereka malah menolak untuk mendengarkan suara-Nya, maka Ia akan menimpakan ke atas mereka hukuman yang mengerikan. Nyatanya, mereka memang menolak untuk mendengarkan, dan Ia pun mengumumkan hukuman-Nya yang terakhir atas Yehuda, dan Ia akan membalas dengan murka khusus orang-orang yang dengan sombongnya malah meninggikan dirinya sendiri melawan Dia Yang Mahakuasa.” —Prophets and Kings, hlm. 433, 435.

RABU
HUKUMAN PENJARA
4. Setelah Raja Yoyakim membakar gulungan berisi pekabaran Allah itu, petunjuk apakah yang Yeremia terima dari Allah? Apakah yang ia tambahkan ketika gulungan itu ditulis ulang?

 Yeremia 36:27-32 Sesudah raja membakar gulungan berisi perkataan-perkataan yang dituliskan oleh Barukh langsung dari mulut Yeremia itu, maka datanglah firman TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: 28 “Ambil pulalah gulungan lain, tuliskanlah di dalamnya segala perkataan yang semula ada di dalam gulungan yang pertama yang dibakar oleh Yoyakim, raja Yehuda  29 Mengenai Yoyakim, raja Yehuda, haruslah kaukatakan: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membakar gulungan ini dengan berkata: Mengapakah engkau menulis di dalamnya, bahwa raja Babel pasti akan datang untuk memusnahkan negeri ini dan untuk melenyapkan dari dalamnya manusia dan hewan?  30 Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang Yoyakim, raja Yehuda: Ia tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas di waktu siang dan kena dingin di waktu malam. 31 Aku akan menghukum dia, keturunannya dan hamba-hambanya karena kesalahan mereka; Aku akan mendatangkan atas mereka, atas segala penduduk Yerusalem dan atas orang Yehuda segenap malapetaka yang Kuancamkan kepada mereka, yang mereka tidak mau mendengarnya.” 32 Maka Yeremia mengambil gulungan lain dan memberikannya kepada juru tulis Barukh bin Neria yang menuliskan di dalamnya langsung dari mulut Yeremia segala perkataan yang ada di dalam kitab yang telah dibakar Yoyakim, raja Yehuda dalam api itu. Lagipula masih ditambahi dengan banyak perkataan seperti itu.

“‘Ambil pulalah gulungan lain,’ demikian perintah Allah kepada hamba-Nya itu, ‘tuliskanlah di dalamnya segala perkataan yang semula ada di dalam gulungan yang pertama yang dibakar oleh Yoyakim, raja Yehuda.’ Catatan nubuatan-nubuatan tentang Yehuda dan Yerusalem telah dibakar menjadi abu, tetapi kata-katanya masih tetap hidup dalam hati Yeremia, “seperti api yang menyala-nyala,” dan nabi itu diizinkan membuat kembali apa yang dengan sia-sia telah dimusnahkan oleh angkara manusia….

“Roh suka melawan teguran, yang menyebabkan penganiayaan dan pemenjaraan Yeremia, masih ada sekarang ini. Banyak yang memilih untuk tidak menghiraukan, menolak untuk mengindahkan peringatan yang telah diulang-ulangi itu, dan lebih memilih untuk mendengarkan guru-guru palsu yang menyanjung kesombongan mereka dan mengabaikan kejahatan mereka. Di masa kesusahan, orang-orang seperti itu tidak akan memiliki perlindungan yang pasti, dan pertolongan dari surga. Hamba-hamba pilihan Allah hendaknya menghadapi dengan keberanian dan kesabaran, pencobaan dan penderitaan yang menimpa mereka melalui celaan, kelalaian, dan salah sangkaan. Mereka hendaknya terus melaksanakan dengan setia pekerjaan yang telah Allah berikan kepada mereka, dengan senantiasa mengingat bahwa para nabi pada zaman dahulu dan Juruselamat umat manusia serta para rasul-Nya juga telah menanggung penghinaan dan penganiayaan demi Firman.” —Prophets and Kings, hlm. 436, 437.

KAMIS
5. Apakah yang terjadi ketika Yeremia hendak meninggalkan Yerusalem? Apakah yang menjadi alasan penahanannya?

Yeremia 37:11-15Ketika tentara orang Kasdim itu telah angkat kaki dari Yerusalem oleh karena takut kepada tentara Firaun, 12 maka keluarlah Yeremia dari Yerusalem untuk pergi ke daerah Benyamin dengan maksud mengurus di sana pembagian warisan di antara kaum keluarga. 13 Tetapi ketika ia sampai ke pintu gerbang Benyamin, maka di sana ada seorang kepala jaga yang bernama Yeria bin Selemya bin Hananya; ia menangkap nabi Yeremia sambil berteriak: “Engkau mau menyeberang kepada orang Kasdim!” 14 Dan sekalipun Yeremia menjawab: “Itu bohong, aku tidak hendak menyeberang kepada orang Kasdim!”, tetapi Yeria tidak mendengarkan, lalu ia menangkap Yeremia dan membawanya menghadap para pemuka. 15 Para pemuka ini menjadi marah kepada Yeremia; mereka memukul dia dan memasukkannya ke dalam rumah tahanan, rumah panitera Yonatan itu; adapun rumah itu telah dibuat mereka menjadi penjara.

“Selama bertahun-tahun Yeremia telah berdiri di hadapan orang banyak itu sebagai saksi Allah yang setia: dan kini, ketika kota yang malang itu sudah hendak jatuh ke tangan orang kafir, ia menganggap pekerjaannya telah selesai dan hendak pergi dari sana, tetapi dicegah oleh salah satu anak dari nabi palsu, yang melaporkan bahwa Yeremia hendak bergabung dengan bangsa Babel, padahal ia itulah pihak yang telah berulang-ulang mendesak orang-orang Yehuda supaya menyerah (kepada Babel). Nabi itu menyangkal tuduhan palsu itu, tetapi ‘para pemuka ini menjadi marah kepada Yeremia; mereka memukul dia dan memasukkannya ke dalam rumah tahanan.’ (Yeremia 37:15).”—Prophets and Kings, hlm. 453.

JUMAT
6. Setelah mendengar peringatan yang diberikan Tuhan melalui nabi, sejauh mana perbuatan jahat para pemuka dan raja Yehuda dalam menghukum Yeremia?

Yeremia 38:1-6 Tetapi Sefaca bin Matan, Gedalya bin Pasyhur, Yukhal bin Selemya dan Pasyhur bin Malkia mendengar perkataan yang tidak henti-henti diucapkan oleh Yeremia kepada segenap orang banyak itu: 2 “Beginilah firman TUHAN: Siapa yang tinggal di kota ini akan mati karena pedang, karena kelaparan dan karena penyakit sampar; tetapi siapa yang keluar dari sini mendapatkan orang Kasdim, ia akan tetap hidup; nyawanya akan menjadi jarahan baginya dan ia tetap hidup. 3 Beginilah firman TUHAN: Kota ini akan pasti diserahkan ke dalam tangan tentara raja Babel yang akan merebutnya.” 4 Maka berkatalah para pemuka itu kepada raja: “Baiklah orang ini dihukum mati! Sebab sebenarnya dengan mengatakan hal-hal seperti itu maka ia melemahkan semangat prajurit-prajurit yang masih tinggal di kota ini dan semangat segenap rakyat. Sungguh, orang ini tidak mengusahakan kesejahteraan untuk bangsa ini, melainkan kemalangan.” 5 Raja Zedekia menjawab: “Baiklah, ia ada dalam kuasamu! Sebab raja tidak dapat berbuat apa-apa menentang kamu!” 6 Maka mereka mengambil Yeremia dan memasukkannya ke dalam perigi milik pangeran Malkia yang ada di pelataran penjagaan itu; mereka menurunkan Yeremia dengan tali. Di perigi itu tidak ada air, hanya lumpur, lalu terperosoklah Yeremia ke dalam lumpur itu.

“Akhirnya para pemuka, yang menjadi marah atas nasihat Yeremia yang diulang-ulangi itu, yang bertentangan dengan kebijakan perlawanan mereka, mengadakan suatu protes yang keras di hadapan raja, yang mendesak bahwa nabi itu adalah musuh bagi bangsa itu, dan bahwa kata-katanya telah melemahkan semangat rakyat serta mendatangkan kemalangan atas mereka; maka itulah sebabnya ia harus dibunuh sampai mati.

“Raja yang pengecut itu sebenarnya tahu bahwa tuduhan-tuduhan itu palsu; tetapi untuk menenangkan mereka yang menduduki jabatan yang tinggi dan berpengaruh pada bangsa itu, ia berpura-pura percaya akan kepalsuan mereka dan menyerahkan Yeremia ke dalam tangan mereka untuk melakukan apa yang mereka kehendaki kepadanya. Nabi itu dimasukkan “ke dalam perigi (penjara bawah tanah) milik pangeran Malkia yang ada di pelataran penjagaan (penjara) itu; mereka menurunkan Yeremia dengan tali. Di perigi itu tidak ada air, hanya lumpur, lalu terperosoklah Yeremia ke dalam lumpur itu.” (Yeremia 38:6). Tetapi Allah memunculkan sahabat-sahabat untuk dia, yang membujuk raja demi keselamatannya, dan menyebabkan dia dikeluarkan kembali ke pelataran penjagaan.” —Prophets and Kings, hlm. 455, 456.

SABAT
KELEPASAN
7. Bagaimana Yeremia dikeluarkan dari penjara bawah tanah dan ditempatkan kembali di halaman penjara? Siapa yang menjadi perantara baginya di hadapan raja? Selama pengepungan, bagaimana ia dibebaskan dari penjara?

Yeremia 38:7-13, 28 Tetapi ketika didengar Ebed-Melekh, orang Etiopia itu–ia seorang sida-sida yang tinggal di istana raja–bahwa Yeremia telah dimasukkan ke dalam perigi–pada waktu itu raja sedang duduk di pintu gerbang Benyamin 8maka keluarlah Ebed-Melekh dari istana raja itu, lalu berkata kepada raja: 9“Ya tuanku raja, perbuatan orang-orang ini jahat dalam segala apa yang mereka lakukan terhadap nabi Yeremia, yakni memasukkan dia ke dalam perigi; ia akan mati kelaparan di tempat itu! Sebab tidak ada lagi roti di kota.” 10 Lalu raja memberi perintah kepada Ebed-Melekh, orang Etiopia itu, katanya: “Bawalah tiga orang dari sini dan angkatlah nabi Yeremia dari perigi itu sebelum ia mati!” 11 Ebed-Melekh membawa orang-orang itu dan masuk ke istana raja, ke gudang pakaian di tempat perbendaharaan; dari sana ia mengambil pakaian yang buruk-buruk dan pakaian yang robek-robek, lalu menurunkannya dengan tali kepada Yeremia di perigi itu. 12 Berserulah Ebed-Melekh, orang Etiopia itu, kepada Yeremia: “Taruhlah pakaian yang buruk-buruk dan robek-robek itu di bawah ketiakmu sebagai ganjal tali!” Yeremiapun berbuat demikian. 13 Kemudian mereka menarik dan mengangkat Yeremia dengan tali dari perigi itu. Demikianlah Yeremia tinggal di pelataran penjagaan itu.…. 28 Demikianlah Yeremia tinggal di pelataran penjagaan itu sampai kepada hari Yerusalem direbut.

“Dilepaskan dari penjara oleh para perwira Babel, nabi itu memilih untuk bergabung dengan orang-orang yang sisa yang tampaknya lemah, ‘yaitu orang-orang yang lemah di negeri itu,’ yang ditinggalkan oleh orang-orang Kasdim untuk menjadi ‘tukang anggur dan tukang kebun.’ Untuk orang-orang yang sisa ini bangsa Babel mengangkat Gedalya sebagai gubernurnya….

“Mengenai diri Yeremia sendiri tercatatlah bahwa: ‘Nebukadnezar, raja Babel, telah memberi perintah dengan perantaraan Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, bunyinya: “Bawalah dan perhatikanlah dia, janganlah apa-apakan dia, melainkan haruslah kaulakukan kepadanya sesuai dengan permintaannya kepadamu.” Yeremia 39:11, 12.” —Prophets and Kings, hlm. 460.

 UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN

“Allah mengasihani manusia yang sedang bergumul dalam kebutaan kesesatan; Dia berusaha mencerahkan pemahaman yang gelap dengan mengirimkan teguran dan peringatan yang telah dirancangkan untuk membuat orang-orang yang paling mulia sekalipun dapat merasakan ketidaktahuan mereka dan menyesali kesalahan mereka. Dia berusaha membantu mereka yang merasa puas diri agar tidak puas dengan pencapaian mereka yang sia-sia dan mencari berkat rohani melalui hubungan yang erat dengan surga.”Prophets and Kings, hlm. 435.