TELADAN IMAN YANG MENGANGKAT ORANG BENAR KE SORGA
“Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.” Kejadian 5:24.
“Karena iman, maka Henokh hidup di hadirat Allah selama tiga ratus tahun. Karena iman, ia melihat iman Yesus. Ia pun mendapat kasih karunia khusus dari-Nya.” 12LtMs, Ms 96, 1897, par. 9.
“Merupakan hak istimewa kita untuk membawa serta bukti-bukti iman kita—kasih, sukacita, dan damai sejahtera. Ketika kita melakukan ini, kita akan mampu menyampaikan argumen-argumen agung tentang salib Kristus. Ketika kita belajar berjalan dengan iman dan bukan dengan perasaan, maka kita akan menerima pertolongan dari Allah tepat pada saat kita membutuhkannya, dan damai sejahtera-Nya akan datang ke dalam hati kita. Kehidupan sederhana dalam ketaatan dan kepercayaan inilah yang dijalani Henokh. Jika kita mempelajari pelajaran tentang kepercayaan iman yang sederhana ini, maka kesaksian kita akan menjadi kesaksian sebagaimana yang ia terima, bahwa ia menyenangkan Allah. Maka, gantinya meratap dan mengeluh dengan getir, kita pun akan bersorak-sorai dalam hati kita bagi Tuhan. “Di dunia,” kata Kristus, “kamu akan menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Yohanes 16:33.” HS 133.1.
“Karena iman, Henokh “terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian; … karena sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.” Ibrani 11:5. Di tengah dunia yang karena kejahatannya ditakdirkan untuk binasa, Henokh menjalani kehidupan yang begitu erat dengan Allah sehingga ia bahkan tidak diizinkan untuk jatuh di bawah kuasa maut. Tabiat saleh nabi ini menggambarkan keadaan kekudusan yang harus dicapai oleh barangsiapa yang akan “ditebus dari bumi” (Wahyu 14:3) pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali… Sebagaimana Henokh diangkat ke surga sebelum kehancuran dunia oleh air bah, demikian pula orang benar yang hidup akan diangkat dari bumi sebelum kebinasaan oleh api…” PP 88.3.
“And Enoch walked with God: and he was not; for God took him.” Genesis 5:24 (KJV).
“By faith Enoch lived in the presence of God three hundred years. By faith he saw the faith of Jesus. He was taken into special favor with Him.” 12LtMs, Ms 96, 1897, par. 9.
“It is our privilege to carry with us the credentials of our faith,—love, joy, and peace. When we do this, we shall be able to present the mighty arguments of the cross of Christ. When we learn to walk by faith and not by feeling, we shall have help from God just when we need it, and his peace will come into our hearts. It was this simple life of obedience and trust that Enoch lived. If we learn this lesson of simple trust, ours may be the testimony that he received, that he pleased God. Then instead of mourning and bitter repining, we shall make melody in our hearts to the Lord. “In the world,” says Christ, “ye shall have tribulation: but be of good cheer; I have overcome the world.” HS 133.1.
“By faith Enoch “was translated that he should not see death; … for before his translation he had this testimony, that he pleased God.” Hebrews 11:5. In the midst of a world by its iniquity doomed to destruction, Enoch lived a life of such close communion with God that he was not permitted to fall under the power of death. The godly character of this prophet represents the state of holiness which must be attained by those who shall be “redeemed from the earth” (Revelation 14:3) at the time of Christ’s second advent… As Enoch was translated to heaven before the destruction of the world by water, so the living righteous will be translated from the earth before its destruction by fire…” PP 88.3.
***