Renungan Pagi 27 Desember 2025

MENINGGIKAN HUKUM ALLAH DI ATAS HUKUM MANUSIA

Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” Daniel 3:17-18.

“Tidak ada hukum yang pernah dibuat untuk meninggikan hari Sabat berhala tanpa Setan mengambil peran utama dalam pemberlakuan dan penegakannya. Setiap hukum untuk meninggikan hari Minggu adalah menyinggung langsung pada perintah keempat. Setiap langkah yang telah dilakukan untuk menegakkan ketaatannya, adalah bertujuan untuk meninggikan manusia berdosa di atas Allah dan di atas segala sesuatu yang disembah. Setan ingin kita meninggikan hari Sabat berhala, tetapi kita tidak dapat melakukannya, karena itu akan menjadi ketidaksetiaan kepada Allah. Menghadapi dekrit kematian Nebukadnezar, ketiga pemuda Ibrani itu menolak untuk berlutut, lebih memilih untuk dilemparkan ke dalam tungku api daripada tunduk kepada patung emas. Mereka menyatakan bahwa mereka tidak perlu menjawab raja, dan berkata, “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

“Mereka pun dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala, tetapi Tuhan menyertai mereka. Raja melihat ke dalam tungku itu, dan berkata, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa.” (Daniel 3:25). Malaikat-malaikat Tuhan berjaga di sisi ketiga orang yang setia itu. Allah ingin menunjukkan kepada bangsa-bangsa di dunia siapa AKU YANG AGUNG, Allah surga, penguasa alam semesta, yang hanya patut disembah. Bukankah orang Ibrani melanggar hukum raja?—Ya, tetapi hukum Allah harus ditaati terlebih dahulu.”

“Sekarang, saudara-saudara, kita akan menghadapi krisis. Marilah kita menghadapi ujian ini dengan gagah berani, berpegang teguh pada tangan Kuasa yang Tak Terbatas. Allah akan bekerja bagi kita. Kita hanya perlu hidup satu hari demi satu hari, dan jika kita mengenal Allah, Ia akan memberi kita kekuatan untuk apa yang akan datang esok hari, kasih karunia yang cukup untuk setiap hari, dan setiap hari akan menemukan kemenangannya sendiri, sebagaimana juga menemukan cobaan. Kita akan memiliki kuasa Yang Mahatinggi bersama kita; karena kita akan mengenakan perlengkapan senjata kebenaran Kristus. Kita memiliki Allah yang sama yang telah bekerja bagi umat-Nya di masa lalu. Yesus berdiri di sisi kita, dan akankah kita goyah?—Tidak, ketika cobaan datang, kuasa Allah akan datang bersama cobaan itu. Allah akan membantu kita untuk berdiri dalam iman pada firman-Nya, dan ketika kita bersatu, Ia akan bekerja dengan kuasa khusus-Nya untuk kita.” RH 29 April 1890, par. 9 – 11.

If it be so, our God whom we serve is able to deliver us from the burning fiery furnace, and he will deliver us out of thine hand, O king. But if not, be it known unto thee, O king, that we will not serve thy gods, nor worship the golden image which thou hast set up.” Daniel 3:17-18 (KJV).

“No law has ever been made to exalt the idol sabbath but that Satan has taken a leading part in its enactment and its enforcement. Every law for the elevation of Sunday has a direct reference to the fourth commandment. Every move that has been made to enforce its observance, is for the purpose of exalting the man of sin above God and above all that is worshiped. Satan would have us exalt the idol sabbath, but we cannot do it, for it would be disloyalty to God. In the face of Nebuchadnezzar’s decree of death, the three Hebrew children refused to bend the knee, preferring to be cast into the fiery furnace rather than bow to the golden image. They declared they were not careful to answer the king, and said, “If it be so, our God whom we serve is able to deliver from the burning fiery furnace, and he will deliver us out of thine hand, O king. But if not, be it known unto thee, O King, that we will not serve thy gods, nor worship the golden image which thou hast set up.”

“They were thrown into the burning fiery furnace, but the Lord was with them. The king looked into the furnace, and said, “Lo, I see four men loose, walking in the midst of the fire, and they have no hurt; and the form of the fourth is like the Son of God.” Angels of the Lord were watching by the side of the faithful three. God wished to show to the nations of the world who was the great I AM, the God of the heavens, the ruler of the universe, who alone was to be worshiped. Did not the Hebrews break the law of the king?—Yes, but the law of God was first to be obeyed.”

“Now, brethren, we are coming to the crisis. Let us stand the test manfully, grasping the hand of Infinite Power. God will work for us. We have only to live one day at a time, and if we get acquainted with God, he will give us strength for what is coming tomorrow, grace sufficient for each day, and every day will find its own victories, just as it finds it trials. We shall have the power of the Highest with us; for we shall be clad with the armor of Christ’s righteousness. We have the same God that has worked for his people in ages past. Jesus stands by our side, and shall we falter?—No, as the trials come, the power of God will come with them. God will help us to stand in faith on his word, and when we are united, he will work with special power in our behalf.” RH April 29, 1890, par. 9 – 11.***