IMAN YANG BENAR VS PERCAYA DIRI SENDIRI
“Petrus menjawab-Nya: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” Matius 26:33.
“Petrus, karena kepercayaan dirinya yang berlebihan, telah menjadi lancang dan jatuh. Marilah kita mengambil pelajaran dari hal ini. Janganlah kita terlalu terpaku pada hal-hal yang sekedar dilakukan oleh mereka yang mengetahui kebenaran. Kita membutuhkan iman—yakni iman yang kuat dan teguh; kita membutuhkan kepercayaan yang penuh kepada Pemimpin kita. Kekuatan kita terletak bukan pada apa yang kita—sebagai makhluk yang lemah dan terbatas—anggap mampu kita lakukan, tetapi pada apa yang kita ketahui akan dilakukan Kristus bagi kita. Hal ini dapat kita pelajari dari ajaran Kristus.” 18LtMs, Lt 195, 1903, par. 7.
“Oh, betapa buruknya banyak orang yang merasa begitu percaya pada diri, bahwa mereka merasa akan mampu menghadapi ujian ini! Yesus dapat melihat masa depan. Ia bahkan dapat membaca pikiran dan hati. Ia tahu bahwa penyangkalan pertama Petrus tidak akan berhenti di situ. Setelah melakukannya sekali, kesempatan berikut ia pun menyangkal lagi, dan penyangkalan kedua membawa keadaan yang menyertainya untuk menyangkal sampai ketiga kalinya, bahkan disertai dengan kutukan dan sumpah serapah. Petrus seharusnya menyadari bahwa Yesus mengenalnya lebih baik daripada ia mengenal dirinya sendiri. Ia seharusnya merendahkan hatinya, dan meminta rahmat khusus, agar hal ini tidak terjadi. Tetapi ia kehilangan kesempatan ini karena tidak mau mengindahkan ataupun mempercayai peringatan yang telah diberikan.” 12LtMs, Ms 38, 1897, par. 11.”Dengan cara yang sangat tegas ia menyatakan, ‘Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku tidak akan menyangkal Engkau.'” [Ayat 35.] Petrus benar-benar jujur dalam pernyataannya, tetapi ia sebenarnya belum sebijaksana yang ia kira. Ia belum mengenal dirinya sendiri. Ia tidak menyadari kelemahannya sendiri. Adalah hak istimewa orang percaya untuk mengetahui bahwa Kristus mengetahui segala sesuatu, dan bahwa Ia (Petrus) tidak akan pernah membuat pernyataan yang seperti itu jika saja Petrus telah mengenal hatinya sendiri.” 12LtMs, Ms 38, 1897, par. 12.
“Petrus membutuhkan pengetahuan yang lebih dalam dan lebih luas tentang Yesus Kristus. Ia telah mendengarkan firman-Nya, dan menikmati pelajaran-Nya. Ia telah mengakui Kristus sebagai Anak Allah, dan percaya bahwa Dia adalah demikian; tetapi ia baru hanya menyentuh batas iman kepada Kristus. Ada kedalaman pengetahuan tentang tabiat-Nya yang menuntut penghormatannya, imannya, dan penghormatannya berupa kepercayaan yang sempurna dan keyakinan yang tak tergoyahkan.” 12LtMs, Ms 38, 1897, par. 14.
“Jika saja, ketika Kristus mengatakan kepadanya apa yang akan dilakukannya, ia berkata, ‘Tuhan, aku menerima firman-Mu: meskipun aku tidak dapat melihat bahwa itu mungkin, aku mengasihi-Mu, tetapi aku tidak mengenal diriku sendiri, dan aku memohon kepada-Mu untuk menyelamatkan aku dari menyangkal Engkau yang sangat kukasihi,'” maka Kristus akan menyelamatkannya dari dirinya sendiri. Ia akan meminta pertolongan Bapa Surgawi-Nya untuknya. Ia akan berdoa agar Petrus dapat menjaga amarahnya, waspada ketika diserang musuh dengan sangat kuat, dan sadar akan serangan licik Setan. Maka betapa waspadanya Petrus untuk mempertahankan kesetiaannya kepada Kristus. Sementara orang lain mungkin menyangkal Tuhan mereka, ia akan tetap teguh. Ia akan mendengarkan dengan tenang dan belajar dari Yesus bagaimana berperilaku di bawah tuduhan dan provokasi, dan di saat-saat tergelap. Kemudian ia akan berusaha untuk menghormati Kristus dan mendekat kepada Juruselamatnya.” 12LtMs, Ms 38, 1897, par. 21.”Ketika manusia menyadari bahwa mereka tidak dapat mempercayai diri mereka sendiri untuk sesaat pun, karena musuh yang licik sedang mengincar mereka, maka kepercayaan pada diri mereka sendiri akan berkurang, apa pun pekerjaan atau profesi mereka.” 22LtMs, Ms 167, 1907, par. 6.
“Peter answered and said unto him, Though all men shall be offended because of thee, yet will I never be offended.” Matthew 26:33 (KJV).
“Peter, in his self-confidence, was presumptuous and fell. Let us learn a lesson from this. Let us not keep our eyes too much on the things that those who know the truth will attempt to do. We need faith—strong, persevering faith; we need entire trust in our Leader. Our strength lies not in what we—poor, finite beings—suppose we are able to do, but in what we know Christ will do for us. This we may learn from the teachings of Christ.” 18LtMs, Lt 195, 1903, par. 7.
“O how poorly will many who feel so self-sufficient, stand the test! Jesus could see the future. He could read even the thoughts of the heart. He knew that Peter’s first denial would not stop there. Having done so once, occasion was given to deny again, and the second denial brought circumstances in its train to deny the third time, and that with cursing and swearing. Peter should have taken it for granted that Jesus knew him better than he knew himself. He should have humbled his heart, and asked for special grace, that this thing might not be. But he lost this opportunity in not heeding or believing the warning given.” 12LtMs, Ms 38, 1897, par. 11.
“In a most decided manner he declared, “Though I should die with thee, yet will I not deny thee.” [Verse 35.] Peter was thoroughly honest in his assertion, but he was not half as wise as he thought himself to be. He was ignorant of himself. He did not realize his own weakness. It is the privilege of the believer to know that Christ knows all things, and that he would never have made that statement if Peter had known his own heart.” 12LtMs, Ms 38, 1897, par. 12.
“Peter needed a deeper, broader knowledge of Jesus Christ. He had listened to His words, and enjoyed His lessons. He had acknowledged Christ as the Son of God, and believed Him to be this; but he had only touched the margin of faith in Christ. There were depths in the knowledge of His character which demanded his homage, his faith, his tribute of perfect trust and unshaken confidence.” 12LtMs, Ms 38, 1897, par. 14.
“If, when Christ told him he would do, he had said, “Lord, I receive thy word: although I cannot see that it is possible, I love thee, but I do not know myself, and I ask thee to save me from denying thee whom I so love,” Christ would have saved him from himself. He would have asked for him help of His heavenly Father. He would have prayed that Peter might have been made watchful over his temper, vigilant when most strongly assailed by the enemy, wide awake to Satan’s wily assaults. Then how watchful Peter would have been to maintain his loyalty to Christ. While others might deny their Lord, he would remain steadfast. He would listen silently and learn of Jesus how to conduct himself under charges and provocation, and in the darkest hour. Then he would strive to do honor to Christ and come close to his Saviour.” 12LtMs, Ms 38, 1897, par. 21.
“When men realize that they cannot trust themselves for a moment, for a wily foe is on their track, their self-confidence will diminish, whatever may be their calling or profession.” 22LtMs, Ms 167, 1907, par. 6.***