WAKTU BERKAT DAN PUJIAN SYUKUR KEPADA-NYA
“Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!“ Mazmur 100:4.
“Waktu ibadah Sabat kita seharusnya menjadi masa puji-pujian dan ucapan syukur kepada Allah, dan dapat dijadikan waktu berkat bagi semua yang hadir bersekutu.” 22LtMs, Ms 176, 1907, par. 7.
“Kita telah jauh lebih dekat lagi dengan akhir sejarah bumi daripada yang banyak orang duga… Kita membutuhkan curahan kasih karunia yang menyegarkan pada hari Sabat. Kita perlu menyadari bahwa seisi surga juga memelihara Sabat, tetapi bukan dengan cara yang lesu dan tidak berbuat apa-apa. Pada hari ini setiap energi jiwa harus terjaga, karena kita akan bertemu dengan Allah dan Kristus Juruselamat kita. Kita tidak dapat melihat Dia dengan mata jasmani kita; kita melihat Dia melalui iman. Dia rindu untuk menyegarkan dan memberkati setiap jiwa. Pekerjaan rohani harus dilakukan. Energi yang terjaga sepenuhnya harus digunakan untuk menjadikan Sabat sebagai waktu penyegaran, karena kehadiran Juruselamat ada di tengah-tengah kita.” 22LtMs, Ms 176, 1907, par. 8, 12LtMs, Lt 22, 1897, par. 8.
“Kristus mengamati dengan penuh minat pada jemaat-Nya di bumi. Ia akan senang jika hari Sabat-Nya dijadikan lebih khusyuk, dan malaikat-malaikat Allah akan mendengarkan ketika kita bersaksi tentang kebaikan dan kasih-Nya. … Setiap minggu Ia membawakan kepada kita hari Sabat, hari yang telah Ia berkati dan kuduskan untuk kebaikan manusia. Kita menikmati kebebasan dari kesibukan dan hiruk pikuk dunia serta pekerjaan yang melelahkan, dan dapat menyembah Allah di rumah-Nya sesuai dengan tuntutan hati nurani kita sendiri, tanpa ada yang mengganggu atau menakut-nakuti. … Dan sesering kita mengangkat hati kita kepada-Nya dengan pertobatan dan iman yang sejati, Ia membukakan bagi kita jendela Surga dan memberi kita berkat-berkat kasih karunia-Nya. … Marilah kita memuji Allah dari mana segala berkat mengalir. Marilah kita memahami dengan iman yang hidup janji-janji Allah yang berlimpah dan bersyukurlah…” 22LtMs, Ms 176, 1907, par. 9, RH 4 Januari 1881, par. 7, 5LtMs, Lt 8, 1887, par. 9.
“Enter into his gates with thanksgiving, and into his courts with praise: be thankful unto him, and bless his name.” Psalms 100:4 (KJV).
“The time of our Sabbath service should be a season of praise and thanksgiving to God, and it can be made a time of blessing to all who assemble.” 22LtMs, Ms 176, 1907, par. 7.
“We are much nearer the end of earth’s history than many suppose … We need the refreshing showers of grace on the Sabbath. We need to realize that all heaven is keeping the Sabbath, but not in a listless, do-nothing way. On this day every energy of the soul should be awake, for you are to meet with God and Christ your Saviour. You do not see Him with your natural eyes; you see Him by faith. He is longing to refresh and bless every soul. Spiritual work is to be done. Wide awake energy is to be used in making the Sabbath a time of refreshing, because the Saviour’s presence is in your midst.” 22LtMs, Ms 176, 1907, par. 8, 12LtMs, Lt 22, 1897, par. 8.
“Christ is watching with intense interest His church in the earth. He would be pleased to have His Sabbaths made more devotional, and angels of God will listen as we witness to His goodness and His love. … Weekly he brings to us the Sabbath, the day which he has blessed and sanctified for the good of man. We enjoy freedom from the world’s hurry and bustle and wearisome labor, and may worship God in his house according to the dictates of our own conscience, with none to molest, or make afraid. … And as oft as we lift our hearts to him with true penitence and faith, he opens to us the windows of Heaven and gives us the blessings of his grace. … Let us praise God from whom all blessings flow. Let us grasp by living faith the rich promises of God and be thankful…” 22LtMs, Ms 176, 1907, par. 9, RH January 4, 1881, par. 7, 5LtMs, Lt 8, 1887, par. 9.***